[REPOST from FFN]
Title : Like a Star
Author : Song Ji Rin
aka Melinda Febrina
Cast : Lee Sungmin
Cho Kyuhyun
Other cast..
Genre : Romance,
Angst..
Rated : T
Warning : Genderswitch…
Summary : Karena janjinya dibatalkan oleh adiknya, Sungmin
bertemu dengan namja tampan yang selalu tahu apapun tentangnya. Siapa namja itu
sebenarnya?
‘Aku..ingin menjadi
bintang untuk yeoja yang kucintai..’
.
.
~Author hanya
meminjam nama mereka… No bash!!~
.
.
.
~Like A Star~
.
.
.
“Ish!”
Yeoja manis
itu bersungut kesal. Berkali-kali ia mengubah posisi duduknya sejak tadi.
“Yaish! Dasar dongsaeng jelek!” bibir plum-nya tak hentinya menggerutu dan
sesekali mengeluarkan decakan-decakan yang semakin memperjelas kekesalannya. Jemari
mungilnya meremas ujung rok hitam yang dipakainya. Kepalanya menunduk memandang
kakinya yang sedang memainkan kerikil kecil di bawahnya.
“Sedang menunggu seseorang?” suara berat
khas namja terdengar memasuki pendengarannya.
”Tidak!” jawab yeoja itu cepat tanpa
mengalihkan pandangannya dari bawahnya.
”Lalu kenapa wajahmu terlihat
kesal?” tanya suara berat tadi lembut. Ia mendudukkan dirinya di samping yeoja
mungil itu.
”Aku berjanji dengan adikku tapi dia
malah pergi kencan dengan pacarnya. Aku sudah hampir sampai tempatnya lalu
dengan seenaknya dia mengabariku kalau dia pergi kencan dengan pacarnya! Ish!
Dasar dongsaeng jelek!” gerutunya kesal. Tapi sesaat kemudian dia terdiam
seperti tersadar akan sesuatu, ”eh? Kau siapa?” tanyanya heran. Keningnya
berkerut tipis. Mata kelincinya memicing tajam menatap pemuda tampan di
sampingnya.
Lelaki berkulit pucat itu tersenyum
lebar, ”kenalkan aku Cho Kyuhyun. Namamu?” tanyanya sembari mengulurkan tangan
kanannya ke arah yeoja itu.
”Eung, Lee Sungmin.” jawabnya seraya
menyambut uluran tangan besar Kyuhyun. ’sepertinya baik..’pikir Sungmin.
Bibirnya perlahan mengembangkan senyuman kecil. ”Kau sedang apa disini?”
tanyanya polos. Matanya mengerjap lucu. Tingkah aegyonya itu membuat Kyuhyun
salah tingkah.
”A-ah. Aku...aku sebenarnya tadi
sedang berjalan-jalan di sekitar sini. Lalu aku melihatnya,
melihat...hm...yeoja yang kusukai.”katanya sambil menunduk. Wajahnya merona
karena malu. Melihat itu Sungmin tersenyum simpul.
”Jinjja?” tanyanya.
”Hm..” Kyuhyun mengangguk kecil
sambil mengangkat kepalanya menatap Sungmin. ”Aku sudah lama menyukainya, sejak
dua tahun yang lalu, tapi aku tidak pernah berani mengatakannya. Memalukan,
ya?” ujarnya. Kening Sungmin kembali berkerut heran.
”Kenapa?” tanyanya penasaran.
”Entahlah aku malu. Sebenarnya aku
ingin menyatakannya hari ini. Kebetulan hari ini adalah ulang tahunku. Tapi,
sepertinya sudah tidak bisa lagi..” katanya sambil tersenyum sedih.
”Kenapa? Dia sudah punya pacar?” tanya Sungmin
polos. Kyuhyun diam tak menjawab. Raut wajahnya memancarkan kesedihan. Sungmin
jadi merasa bersalah. Tangan mungilnya meraih tangan besar Kyuhyun kemudian
menggenggamnya seolah memberikan kekuatan untuk namja tampan itu.
“Sudahlah. Tidak apa-apa. Kau kan tampan, jadi
pasti banyak yeoja yang menyukaimu.” katanya seraya mengelus punggung tangan Kyuhyun
di genggamannya. Kyuhyun tersenyum kecil kemudian mengangguk. ”Ah, kau bilang
hari ini kau ulang tahun, kan? Saengil chukhahamnida, Kyuhyun-ssi” ucapnya
tulus sambil tersenyum lebar.
”Terima kasih, Min. Ah, tidak perlu
memanggil seformal itu. Mulai
sekarang kita teman. Ne?” katanya kemudian mengulurkan jari kelingkingnya.
Sungmin mengangguk kemudian menautkan jari kelingkingnya ke jari kelingking
Kyuhyun. ”Ne. Kita teman. hehe...”
.
~Like a Star~
.
”Kyuhyun-ah, terima kasih sudah
mengantarku sampai rumah. Mau masuk dulu?” tanya Sungmin. Kyuhyun menggeleng
pelan, ”tidak, Min, terima kasih. Aku langsung pulang saja, ya.” pamit Kyuhyun.
Kyuhyun melangkahkan kakinya menjauhi Sungmin.
Sungmin menatap punggung Kyuhyun
yang mulai menjauh, ”hati-hati, Kyu!” seru Sungmin. Kyuhyun menoleh menatap
Sungmin kemudian melambaikan tangannya.
Yeoja itu masuk ke dalam setelah
Kyuhyun berbelok di ujung jalan.
”Aku pulang!” katanya sambil membuka
flat shoes-nya dan menaruhnya di rak sepatu dekat pintu masuk.
”Ah, Noona sudah pulang?” tanya
Sungjin, adik Sungmin, yang tadi membatalkan janjinya.
Sungmin melengoskan kepalanya
pura-pura tidak mendengar sapaan Sungjin. Tampaknya ia masih kesal dengan ulah
adik semata wayangnya yang seenaknya membatalkan janji saat Sungmin sudah
hampir sampai di tempat itu.
”Noona?” panggil Sungjin ketika
merasa Noona-nya tidak menanggapi sapaannya. Sungmin tetap tidak menanggapi
sapaan Sungjin. Ia terus melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju
kamarnya.Sungjin tahu Noona-nya sedang marah sekarang. Hei, siapa yang tidak
marah jika janjimu dibatalkan begitu saja oleh adikmu demi sebuah kencan? Orang
sesabar apapun pasti akan marah jika hal itu terjadi padanya. ”Noona-ya,
mianhae..” ucapnya lagi. Ia mengikuti langkah Noona-nya menuju kamarnya.
Sungmin, yang merasa kesal karena
terus menerus diikuti, membalikkan badannya menatap adiknya, lalu berkacak
pinggang. ”Apa sih ikutin aku terus?!”tanyanya sengit. keningnya berkerut
kesal. Sedetik kemudian ia membalikkan badannya lagi meneruskan jalannya menuju
kamarnya.
”Mianhae, Noona...”
”Ish! AWAS, NGGAK?!” teriaknya saat
Sungjin memblok jalan di depannya. Sungjin menggeleng cepat. ”AKU BILANG AWAS,
DONGSAENG JELEK!!” teriaknya lagi.
”Ya ampun.. kalian kenapa sih? Minnie kenapa teriak-teriak begitu?” tanya
Eommanya. Sang Eomma berjalan menghampiri dua kakak beradik itu. ”Ada apa, sih,
cantik?” tanyanya pada Sungmin, sang kakak, sambil merangkul pinggang Sungmin.
Sungmin mengedikkan bahunya kesal,
”Eomma tanya aja sama dia tuh!” ucapnya kesal. Dia memalingkan wajahnya ke
samping. Eommanya menoleh ke Sungjin. Ia mengangkat alisnya menanyakan
pertanyaan yang sama.
”Aku membatalkan janjiku dengan
Minnie Noona, Eomma.. Aku pergi bersama Sulli.”ujarnya pelan sambil menundukkan
kepalanya, ”tapi aku sudah meminta maaf padanya. Noona saja tidak mau
memaafkanku,”serunya cepat seolah membela dirinya.
Sungmin berjengit mendengar
pembelaan dari Sungjin. ”Ya! Kau berbicara seakan-akan aku yang salah atas
semua ini!”teriaknya kesal.
”Tapi kan-”
”Sudahlah. Sudah terjadi, bukan?
Minnie, maafkan Sungjin, ya, cantik?” kata Eommanya lembut. Tangannya bergerak
mengelus punggung Sungmin.
”Aish! Shireo!” katanya kemudian pergi menuju
kamarnya.
’BRAK!’
Terdengar suara pintu ditutup dengan
kasar oleh Sungmin. Menyisakan kedua orang di depan kamarnya yang berjengit
kaget atas perlakuan Sungmin itu. Tampaknya yeoja kelinci itu benar-benar marah
kali ini. Hm.. Harusnya Sungjin ingat kalau Sungmin tidak pernah suka janjinya
dibatalkan dengan alasan apapun. Apalagi kali ini alasannya untuk pergi kencan
dengan pacarnya. Siapapun pasti akan merasa kesal.
”Biarkan dulu Noona-mu menenangkan
pikirannya. Nanti dicoba lagi minta maafnya. Sekarang makan dulu, yuk?” ajak
Eommanya. Sungjin mengangguk.
.
Like a Star
.
”Enak saja cuma minta maaf! Memang dia pikir enak apa janjinya
dibatalin begitu aja?!” gerutunya kesal. Ia mendudukkan tubuh mungilnya dengan
kasar di tempat tidur pink-nya.
’Bip Bip...’
Ponsel hitamnya bergetar menandakan
ada pesan masuk. Dengan segera ia membuka flip ponselnya.
’jangan
cemberut gitu,Min! Nanti manisnya hilang..hehe.. Cho Kyuhyun’
Sungmin tersenyum menatap layar
ponselnya.
”Kyuhyun? Dia tahu darimana nomer ponselku? Ah
sudahlah.. hihi.. Cho Kyuhyun..” gumamnya sambil senyum-senyum sendiri. “Eh?Darimana
dia tahu kalau aku sedang cemberut?” tanyanya kaget. Jemarinya dengan lincah
mengetik balasan untuk Kyuhyun.
‘Kyu?
hehe.. kau bisa menerawang, ya? kenapa bisa tahu aku sedang cemberut,hm?’
Ah? balasan macam apa itu? Sungmin mengernyit
sendiri membaca ulang balasan smsnya untuk Kyuhyun. ’menjijikan’ pikirnya.
’bip..bip..’
’klik’
Sungmin langsung membuka sms balasan
dari Kyuhyun begitu terdengar dering di ponsel hitam miliknya.
’kita
kan punya kontak batin, Min..hehe.. Istirahatlah, Min!’
Sungmin terkekeh geli melihat
balasan dari layar ponselnya. Cho Kyuhyun itu orang yang baru saja dikenalnya,
bukan? Tapi kenapa ia merasa sudah seperti teman lama, ya? Ia merasa nyaman
berada di dekatnya, bahkan ia bisa dengan bebasnya menceritakan keluh kesahnya tadi
kepada Kyuhyun. Seperti bukan Sungmin saja. Sungmin adalah tipikal orang yang
sulit percaya dengan orang lain, apalagi orang yang baru saja dikenalnya,
seperti Kyuhyun. Tapi, ah, entahlah. Mungkin karena Kyuhyun memberikan kesan
bersahabat dengannya saat pertama bertemu di taman tadi.
Sungmin merebahkan tubuhnya di atas
kasur pink miliknya. Wajah murungnya tadi kini telah berganti dengan senyuman
cerah yang menghiasi wajahnya. Oh, sepertinya pesan singkat dari seorang Cho
Kyuhyun bisa mengusir kekesalan seorang Lee Sungmin? Jatuh cintakah dia?
.
~Like a Star~
.
Seorang namja tengah berdiri di
pinggir pantai menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya. Membuat surai
cokelat itu berantakan karena tertiup angin. Kemeja putihnya sedikit bergoyang
karena tiupan angin pantai.
”Lee...Sung..Min...” ia mengeja
sambil mengukir sebuah nama di atas pasir, ”Cho..Kyu..Hyun..” ia menulis
namanya sendiri tepat di bawah nama pertama yang diukirnya. Ia tersenyum kecil
menatap karya kecilnya itu. ”Yeongwonhi...” gumamnya.
’Hhh...’ ia menghela napas berat.
Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celananya. ”Eh?” tangan kanannya
mendapati sebuah kotak kecil di dalam sakunya. Ia mengeluarkan kotak itu.
”Ini kan-” kata-katanya terhenti
tiba-tiba. ”Seharusnya aku memberikan ini padanya setahun yang lalu...”
gumamnya sedih. Mata foxy-nya menerawang menatap langit cerah di atasnya.
’TES...’
Setitik cairan bening meluncur bebas
dari sudut matanya. Ia memejamkan matanya seolah menahan air mata lainnya
menyusul turun dari mata indahnya. Bibirnya sedikit bergetar. Suatu sudut di
dalam hatinya berjengit perih. Ia mencengkeram kotak itu erat-erat.
”Seharusnya aku mengatakannya
setahun yang lalu...” gumamnya lagi tanpa mengubah posisinya.
Sekuat apapun ia menahan air
matanya, nyatanya cairan bening itu seenaknya keluar membasahi pipi pucatnya. Membentuk
garis tipis yang menodai pipinya. Kyuhyun menggigit bibir bawahnya pelan.
Menahan rasa sakit hatinya yang meruntuhkan kesan angkuh pada wajahnya,
menyisakan wajah pias yang begitu menyedihkan.
”Seharusnya sekarang aku sudah
menjadi kekasihnya...” katanya dengan suara yang lebih keras. Ia membuka
matanya perlahan. Menampilkan mata foxy-nya yang memerah. Air matanya ia
biarkan turun menganak sungai di pipinya kemudian jatuh ke pasir di bawahnya. Ia menghela napas berat saat pikirannya
terhenti pada satu kalimat yang kini menghantuinya. Membuatnya tertohok dengan
kenyataan terburuknya kini.
”Bahkan sekarang aku tidak bisa lagi
untuk sekedar mengharapkannya...”
.
~Like a Star~
.
”Huaaaah!” Sungmin menguap lebar.
Tubuh mungilnya menggeliat di atas tempat tidurnya. ”Huh? Sudah malam
rupanya..”gumamnya sembari mengusap kedua matanya. Tangannya meraba-raba
kasurnya mencari sesuatu. Ponselnya.
”Eh? Dia tidak membalasnya. Huh!”
Sungmin merengut kesal sembari menghempaskan ponselnya ke samping tubuhnya. Ia
bangkit menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya.
’Tok..Tok..Tok..’
Terdengar suara ketukan di pintu
kamarnya.
”Masuk!” Sungmin berteriak dari dalam kamar mandi.
Ia membasuh wajahnya dengan air beberapa kali kemudian mengusapnya dengan
handuk kecil berwarna pink bermotif kelinci besar. Setelah dirasa cukup, ia
keluar dari kamar mandinya.
”Eomma?” panggilnya saat melihat
Eommanya sedang duduk di atas kasurnya sambil menunggunya. Eommanya tersenyum
menatapnya.
”Baru bangun tidur, ya, sayang?”
tanya Eommanya lembut. Sungmin mengangguk. ”Makan malam dulu, yuk?” ajak
Eommanya.
”Ne, Eomma. Aku ganti baju dulu
sebentar, ya? Nanti aku turun ke bawah.” katanya sambil berjalan ke arah lemari
bajunya.
”Oke. Cepat, ya?” kata Eommanya
sambil berjalan keluar dan menutup pintu kamarnya.
Sungmin mengambil asal baju di tumpukan paling
atas dan celana bahan selutut kesukaannya. Ia menyisir rambut hitam sebahunya
kemudian menyematkan bando pink di atas kepalanya. Ah, yeoja ini tidak dipoles
dengan apapun memang sudah imut. Setelah dirasa cukup, ia turun ke bawah untuk
makan malam bersama.
.
“Noona cantik banget? Mau pergi, ya?” tanya Sungjin saat melihat
Sungmin menuruni tangga. Eommanya, yang sedang menata makanan menoleh ke arah
tangga.
”Iya, sayang, mau pergi?” tanya Eommanya.
”Enggak, kok. Memang kenapa, sih?
Kayaknya aku biasa aja pakai baju ini, tapi kenapa pada kaget begitu, sih?”
tanyanya heran. Ia langsung duduk di kursi sebelah Sungjin yang terus
menatapnya.
’TUK!’
Sungmin memukul kepala Sungjin
dengan sendok yang ada di tangannya, ”biasa aja, dong, liatnya!” ujarnya.
Sungjin terkekeh. Ia tahu Noona-nya dalam mood yang baik saat ini. ”Eh, aku kan
lagi marah sama kamu!” ucapnya lagi seperti tersadar akan sesuatu. Senyum
Sungjin langsung pudar.
”Aku kira Noona sudah tidak marah.
Ternyata masih marah.”
”Hehe.. Araseo araseo.. Aku sudah
memaafkanmu, dongsaeng jelek!” Sungmin terkekeh geli melihat reaksi adik
satu-satunya itu. Sungjin menoleh menatap kakaknya dengan mata berbinar.
”Jinjja?” pekiknya. Sungmin mengangguk sambil tersenyum manis. ”Haaa...Gomawo
Noonaaaa”katanya sambil memeluk Sungmin erat dan tak hentinya menciumi pipi
gadis manis itu.
”YA! Sesak, bodoh! Lepaskan!”
teriaknya sambil memukul lengan Sungjin yang melingkar di lehernya.
Eommanya yang melihat adegan itu
hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, ”sudah, cepat makan!” titahnya.
.
.
”Eomma aku ke taman dulu, ya?” Sungmin berteriak
sambil memakai sandal kelinci pinknya di pintu depan. Cuaca kota Seoul malam
itu sangat baik, makanya Sungmin ingin menikmatinya di taman kesukaannya.
”Ne, jangan malam-malam pulangnya!” balas
Eommanya.
’BLAM’
”Hai, Min!” suara berat itu
mengagetkannya. Baru saja ia menutup pintu rumahnya tapi sosok itu sudah ada di
hadapannya.
”Kyuhyun?” tanyanya meyakinkan.
Kyuhyun mengangguk.
”Ayo kita pergi ke taman bersama!” ajaknya. Dahi
Sungmin mengernyit heran.
”Kau benar-benar bisa menerawang, ya? Dari mana kau tahu aku ingin ke taman?” tanyanya
heran.
Kyuhyun tersenyum, ”sudah kubilang
,kan, kita punya kontak batin, Min?” Mata foxy itu menatap mata Sungmin dalam.
’Mata itu...’ batin Sungmin,
’seperti...ingin menyampaikan sesuatu..’
”Ah, ayo cepat! nanti keburu malam.”
kata Kyuhyun menyadarkan Sungmin. Kyuhyun menarik tangan Sungmin untuk
menyejajarkan langkah dengannya.
Sepanjang jalan ke taman kota,
mereka berbincang banyak. Mulai dari keluarga, kuliah, cinta pertama, hobi,
apapun mereka bicarakan.
”Kau lihat rumah itu, Min?” tanya
Kyuhyun sambil menunjuk sebuah rumah di ujung jalan besar di seberang mereka.
”Rumah putih itu? Yang besar itu, kan?” tanyanya.
Kyuhyun mengangguk.
”Itu rumahku, Min.”katanya sambil
menatap Sungmin.
”Wah! Besar sekali rumahmu!”
pekiknya kagum. Kyuhyun tersenyum geli melihat reaksi lucu Sungmin. ”Ke sana
dulu, yuk, Kyu?”ajaknya sambil memamerkan puppy eyes-nya.
”Jangan tunjukkan aegyomu di
depanku, Min! Aku sudah sering melihatnya!” katanya pura-pura dingin. Ia
melanjutkan jalannya lagi meninggalkan Sungmin.
”ISH!” Yeoja cantik itu
menghentakkan kakinya kesal lalu segera berlari mengikuti Kyuhyun di depannya.
”Kau menyebalkan, Kyu!” sungutnya
sambil mem-pout-kan bibir plum-nya. Kyuhyun tertawa kecil. Tangan besarnya menyentuh
puncak kepala Sungmin dan mengacak rambut hitam itu.
”jangan sekarang, cantik!” katanya.
Pipi Sungmin memerah sempurna. Ia malu. Kyuhyun memanggilnya ’cantik’.
”Haha... wajah merahmu manis, Minnie! Lucu
sekali!” ucapnya sambil tertawa.
Sungmin memukul lengan Kyuhyun
pelan, ”Ish! Kyunnie jahil!” serunya lalu berjalan meninggalkan Kyuhyun sembari
menghentak-hentakkan kakinya.
”HAHAHA...HEI, MIN! TUNGGU AKU!”
teriaknya menyusul Sungmin.
.
”HAH! Lelahnya!” desah Sungmin saat
punggungnya disandarkan ke kursi taman.
”Lelah, ya, Nyonya?” goda Kyuhyun.
Sungmin menggerakkan bibirnya mencibir kata-kata Kyuhyun tadi. Kyuhyun
terkekeh.
Lalu untuk beberapa saat keduanya
terdiam sambil menatap langit yang dipenuhi bintang.
”Minnie..” panggilnya.
”Hm?”gumamnya tanpa mengalihkan pandangannya dari
langit.
”Aku...ingin menjadi bintang..” kata Kyuhyun
pelan. Sungmin menolehkan kepalanya menatap Kyuhyun.
”Apa, sih?” tanyanya tak mengerti.
”Iya.. Aku...ingin menjadi bintang
untuk yeoja yang kucintai..” katanya lagi sambil terus menatap jutaan bintang
di langit. Sungmin menatap nanar wajah pucat namja itu. Tangan mungilnya memeluk
pinggang Kyuhyun.
”Aku... ingin menemaninya setiap
saat dia membutuhkanku, Min..”ucapnya sambil tersenyum sedih. Kepalanya
menunduk.
Setetes air membasahi lengan mungil
Sungmin. Yeoja itu berjengit kaget saat menyadari punggung Kyuhyun sedikit
bergetar. Ia mengeratkan pelukannya pada pinggang Kyuhyun.
”Uljima, Kyunnie...” katanya mencoba
menenangkan namja itu. Kedua tangannya menangkup pipi pucat itu. Mengangkat
wajah tirus itu untuk menatap wajahnya. Ibu jarinya bergerak menghapus
jejak-jejak air mata di pipinya.
Mata kelinci itu menatap dalam mata
foxy di hadapannya. Seolah terbawa suasana, Kyuhyun mendekatkan wajahnya ke
wajah manis di depannya. Semakin
lama semakin dekat hingga dua bibir itu menempel sempurna. Lama. Kyuhyun
seperti mengalirkan kesedihan yang dirasanya melalui ciuman itu. Keduanya
memejamkan mata menikmati ciuman itu. Sungmin seperti bisa merasakan perasaan
yang Kyuhyun rasakan.
”Ngh...” Sungmin melenguh. Kyuhyun
melepaskan ciuman itu. Ia menatap sejenak wajah merah Sungmin sebelum
mengecupnya lagi.
”K-kyunnie...” lirih Sungmin. Ia
menghambur memeluk Kyuhyun saat merasakan wajahnya memanas. Ia menyembunyikan
wajahnya di dada Kyuhyun. Matanya menutup rapat.
Kyuhyun tersenyum, ”gomawo,
Minnie-ah.” katanya. Ia merasakan Sungmin menganggukkan kepalanya.
”Saranghae, Min..” lirihnya.
Sungmin membuka matanya, kemudian
tersenyum kecil, ”nado”.
Kyuhyun tersenyum lega. Ia
mengeratkan pelukannya.
”Besok datanglah ke rumahku yang
tadi kutunjukkan, Min.” katanya lagi.
.
.
.
Like a Star
.
.
.
”Pagi Eomma...” sapa Sungmin kepada
Eommanya yang sedang menyiapkan sarapan. Eommanya menoleh dan tersenyum, ”pagi,
sayang..” balasnya.
Sungmin duduk di meja makan kemudian
mengambil selembar roti dan selai strawberry kesukaannya.
”Eomma, nanti aku mau pergi kerumah
temanku. Boleh, kan?” tanyanya kepada sang Eomma yang duduk di hadapannya.
”Boleh. Memang kamu tidak ada kuliah hari ini?” tanya
Eommanya. Sungmin menggeleng sambil menghabiskan rotinya.
”Yaudah, deh, Eomma, aku mandi dulu,
ya?”
’CUP’
Sungmin mencium pipi Eommanya
sebelum berlari menaiki tangga.
.
.
”Hm.. Pakai baju apa, ya?” gumamnya
sambil melihat-lihat isi lemarinya. ”Ng.. Ini aja, deh.” Ia kemudian mengambil
baju terusan selutut berwarna putih. Baju itu baru dibelinya seminggu yang lalu.
Ia melepas handuk yang melilit tubuhnya kemudian menggantinya dengan baju
pilihannya.
Ia berjalan ke arah meja riasnya dan
memoles wajahnya perlahan.
”Hm... lumayan..” ucapnya setelah
melihat hasil polesannya. ”Terus rambutnya diapain, ya? Digerai? gerah! Di
kuncir dua? kaya anak kecil!” dia sibuk bergumam pelan, ”AISH! Aku kok ribet
banget, ya? Kuncir satu aja, deh!”
’bip..bip..’
Ponselnya berdering menandakan pesan
masuk. Ia meraih ponselnya yang tergeletak di hadapannya. Cho Kyuhyun.
’kau selalu cantik, Minnie! Lalu.. Hm.. lepas
kuncirannya. Kau lebih cocok dengan rambut terurai.. Aku suka melihatnya..’
Sungmin –lagi-lagi- mengernyit heran. ’Dia
sebenarnya siapa, sih?’ pikirnya bingung. Buru-buru ia mengetik balasan
pesannya.
’Ya!
Neo jinjja! Sabarlah menungguku, tuan Cho, jangan mengintipku!’
’bip..bip..’
’Haha..ne,
araseo, Minimin!’ Sungmin tersenyum melihat layar ponselnya.
Ia kembali menghadap cermin. Ia
melepas kunciran yang mengikat rambutnya, kemudian tersenyum kecil.
.
.
’Tok..Tok..Tok..’
Sungmin mengetuk pintu berwarna
putih itu. Rumah itu begitu
besar dan sangat terasa kesan mewahnya. Seorang wanita cantik membuka pintu
putih itu.
”Annyeonghaseyo, Nyonya..” sapanya
sambil membungkukkan badannya.
”Annyeongha-” wanita itu menghentikan
kata-katanya. Wajahnya terkejut saat melihat Sungmin yang berdiri di
hadapannya. Sesaat kemudian wajah terkejut itu berubah menjadi sedih. Air mata
menggenang di pelupuk matanya kemudian meluncur mulus di pipi putihnya.
”Nyonya? Ada apa?” tanya Sungmin
heran ketika melihat yeoja paruh baya itu menangis.
”K-kau...S-sungmin, kan? Lee Sungmin?” tanyanya
terbata. Sungmin mengangguk heran. Jelas ia merasa heran. Ia baru pertama kali
ke rumah ini tapi yeoja ini sudah tahu namanya.
”Apa benar ini rumah Kyuhyun?” tanya
Sungmin sopan. Yeoja itu
mengangguk.
”Ya, benar. Cho Kyuhyun.. putraku..”
lirihnya sedih. “Ah, mari
masuk, Nak. Ng.. ikut aku sebentar!” titahnya dengan lembut. Sungmin menurut.
Ia mengikuti langkah yeoja itu sampai berhenti di depan pintu putih bertuliskan
’Cho Kyuhyun’.
”Nyonya, ini-”
”Ini kamarnya Kyuhyun. Masuklah
sendiri.. Mungkin dia akan bahagia melihatmu masuk ke kamarnya.” kata Nyonya
Cho. Sungmin mengangguk ragu. Nyonya Cho berjalan menjauhi pintu kamar itu.
Sungmin menutup matanya sambil
tangannya bergerak membuka pintu itu. Perlahan ia membuka matanya.
”I-ige mwoya?!” pekiknya tertahan.
Ia begitu terkejut melihat isi kamar ini. Bukan karena berantakan. Kamar ini
rapi. Sangat rapi malah. Tempat tidur berseprei putih bersih yang seperti tidak
pernah disentuh.
Sungmin melangkah masuk ke dalam.
Membiarkan aura dingin menusuk kulitnya. Matanya panas. Ia ingin menangis
sekarang!
Ia mengedarkan pandangannya sekeliling.
Di dinding putih itu tergantung beberapa bingkai yang berisi... foto dirinya.
Foto Sungmin. Foto itu terletak bersebelahan dengan foto Kyuhyun. Di dekat
jendela kamar itu ada beberapa kanvas yang masing-masing tertutup selembar kain
putih. Tangan mungil Sungmin bergerak menarik kain putih itu.
Sungmin menutup mulutnya saat
melihat sketsa wajahnya di kanvas itu. Air mata yang sejak tadi ditahannya
lolos begitu saja dari mata indahnya.
”Kyuhyun sudah pergi, Nak...” sebuah
suara tiba-tiba menginterupsi keterkejutannya. Suara Eomma Kyuhyun.
Sungmin terdiam. Membiarkan yeoja
paruh baya itu melanjutkan ceritanya.
”Dia...kecelakaan...hiks...” air
mata mengalir membasahi pipi putihnya, ”setahun lalu.. tepat saat ulang
tahunnya..hiks..” lanjutnya sambil berusaha menahan isakannya.
”Kyuhyun? Ulang tahunnya? Tahun
lalu?” tanyanya kaget. Nyonya Cho menangis makin keras.
”Ya...saat itu dia bilang ingin
menemui yeoja yang dicintainya.. Yeoja yang selalu diikutinya selama setahun
penuh.” ujarnya. ”Yeoja itu... yeoja yang selalu difotonya dan dilukis
olehnya.” lanjutnya sambil terisak. ”Yeoja itu...kamu, nak.. Lee Sungmin..”
Kata-kata itu seperti sebilah pisau
yang membelah jantung Sungmin menjadi beberapa bagian. Hatinya mencelos perih.
Air mata lolos dari mata kelinci cantiknya.
”T-tidak, Nyonya. Bahkan semalam aku
dan dia berciuman di taman kota!” bantahnya tegas. Tangisan Nyonya Cho terhenti seketika. Ia menatap
mata Sungmin dalam seolah mencari kebenaran atas ucapannya barusan.
”Aku tidak bohong, Nyonya! Semalam
dia yang menyuruhku datang ke sini setelah dia menunjukkannya padaku!” serunya.
”K-Kyu...” isaknya pelan.
Nyonya Cho berjalan ke arah meja
belajar Kyuhyun. Menarik lacinya dan mengambil sesuatu dari dalamnya. Sebuah
buku...harian?
”Kyuhyun selalu menuliskan
perasaannya di sini. Dan hampir di setiap halaman ada namamu... Dia...begitu
menyukaimu...” katanya sambil menyerahkan buku itu ke tangan Sungmin.
Sungmin menerimanya kemudian membuka
halaman demi halaman buku itu. Sungmin membacanya dengan serius. Sesekali air
matanya turun membasahi buku itu. Matanya bergerak membaca baris-baris kata dalam buku biru muda itu. Sampai
matanya menemukan sebuah foto tepat di halaman terakhir kalinya buku itu
terisi. Tanggal 3 Februari setahun yang lalu. Fotonya memakai baju terusan
berwarna...putih. Sungmin menatap heran foto itu. Itu... fotonya saat ia
memakai baju yang dipakainya. Bukankah baju itu baru dibelinya seminggu yang
lalu? Ia membatin heran. Baju itu baru sekali ini dipakainya. Berarti foto itu
baru saja diambil, kan?
Satu air mata lagi melesak turun dari matanya.
Nyonya Cho menatap heran foto di
tangan kanan Sungmin. ”Aku berkali-kali membuka foto itu tapi tidak pernah
sekalipun menemukan foto apapun di sana!”
’DEG!’
Sungmin membalik foto tersebut.
Terdapat tulisan tangan yang persis sama dengan tulisan yang ada di buku
bersampul biru itu.
’Gwaenchanha, Minnie...
Terima kasih atas
jawabanmu..Sekarang, aku bisa pergi dengan tenang..
Aku akan selalu
mencintaimu..dari atas sini..
Saranghae..yeongwonhi..
Cho Kyuhyun’
Sungmin menatap tidak percaya foto di tangannya. Kyuhyun
baru saja memberi pesan padanya. Beberapa hari terakhir ini, Kyuhyun..berusaha
menyampaikan perasaannya pada Sungmin.
Sungmin menatap foto besar Kyuhyun
di hadapannya.
“Jadi...j-jadi yeoja yang selalu kau
bicarakan adalah aku? Jadi yeoja yang kau cintai adalah aku?” tanyanya terbata
pada lelaki yang sedang tersenyum di foto itu. “Apa...aku bodoh? Aku..merasa
sangat bodoh... Kyu, bisakah kita mengulang semuanya?” tanyanya lirih pada
namja tampan itu.
.
.
.
SUNGMIN POV
Aku mendudukkan tubuhku di kursi taman ini seperti
biasa. Di sinilah aku...dan Kyuhyun bertemu... berpelukan...berciuman.. dan di
sini juga aku memberikan jawaban cintanya... Di sinilah aku...dan dia bertemu
terakhir kalinya...
Air mata begitu mudahnya lolos dari
mataku. Kejadian-kejadian mengejutkan ini membuatku lelah sekaligus sedih.
Entah sudah berapa banyak air mata yang kukeluarkan sejak tadi.
”Kyu...” lirihku pelan. Aku begitu
merindukannya.
’Kyu...yeoja
bodoh ini begitu merindukanmu... Aku...ingin di sampingmu lagi...Bisa..kah?’
batinku perih. Aku merasakan tangan besar mendekap tubuhku dari belakang.
’DEG’
Pelukan ini.. pelukan ini adalah
pelukan milik Kyuhyun. Aku memejamkan kedua mataku. Menikmati pelukan hangat
ini. Mencoba meresapi rasa cinta yang mengalir melalui dekapan tubuhnya.
”Kyu... kau..kembali?” bisikku
lirih.
’Aku...selalu di sampingmu,
Minnie..’ bisiknya di telingaku. Aku kembali menangis..bahagia...
’Uljima, Jagiya...’ bisiknya. Lalu
aku merasa ia mengecup pipiku.
Dingin...
Lalu perlahan
dekapan itu terlepas. Aku mendongak menatap langit.
”Kyu...” bisikku
sambil membiarkan angin dingin menyentuh lembut wajahnya, ”dorawa...”
.
.
.
END!!!
.
.
.
.
Follow me on
twitter : @meyindf
Gamsahabnidaaaaa:*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar