Sabtu, 19 Mei 2012

[FF] Marry You


[REPOST from FFN]
Tittle    : Marry You
Author : Song Ji Rin aka Melinda Febrina
Cast     : Cho Kyuhyun, Lee Sungmin, Seo Joo Hyun
Genre  : Romance
Rated  : T
Warning: Genderswitch
Summary         : Salahkah bila Sungmin mencintai sahabatnya, Kyuhyun, yang notabene sudah mempunyai ‘incaran’? Bagaimana reaksi Sungmin ketika Kyuhyun melupakan janjinya untuk pergi dengan incarannya? Just Read!


0=0=0=0=0=0
“Ck!”
Gadis itu mendecak –lagi- entah sudah keberapa kalinya. Raut kesal terlihat dari wajahnya.
            “Ck! Kyu kemana, sih? Aku bosan di sini terus! Kalau aku tahu dia datang terlambat gini, mendingan aku selesain tugasku dulu tadi!” Ucap gadis itu.

            Euung, dua setengah jam menunggu bukankah pekerjaan yang amat sangat membosankan? Gadis itu –Lee Sungmin- merasa kesal dan juga bosan menunggu sahabatnya –Kyuhyun- selama itu.
            Lee Sungmin dan Cho Kyuhyun adalah sahabat dekat sejak mereka masih kecil. Sungmin menunggu kyuhyun bukan tanpa alasan –suruhan lebih tepatnya-, tadi Kyuhyun menyuruh Sungmin untuk menunggunya di taman karena katanya ada yang mau dibicarakan. Penting. Fuuuh, mau tidak mau dia berangkat juga ke taman ini. Tapi, lihatlah, sudah dua jam lebih dia di taman ini tapi Kyuhyun tidak juga muncul.
’What if geudaega nal.. Saranghal geotman gata..’
Dering ponsel Sungmin memecah keheningan, diliriknya nama yang tertera di layar ponselnya. Dia menarik napas cukup dalam dan...
            “Ya! Setan jelek! Aku sudah menunggumu dua jam lebih, kau tahu, hah?! Aku sudah bosan menunggumu di sini! cepatlah datang, aku lelah! Kau tahu, banyak pekerjaan rumah yang sengaja aku tinggalkan sejak kau meneleponku tadi, ah, tepatnya dua jam yang lalu! Kau mengerjaiku, eoh?!” semprot Sungmin.

            “Ya! Ya! Diam kau Ahjumma cerewet! Iya, mianhae jeongmal mianhae aku tidak langsung mengabarimu, aku pergi dengan Seohyun. Dia memintaku untuk menemaninya ke rumah Yoona. Jeongmal mianhae, Sungminnie chagiyaaaa...hehehe...” Balas Kyuhyun diikuti tawa–innocent-nya.

            “Yaaaah! Dasar setan tengik! Aku menunggumu di tengah gerimis begini sedang kau malah pergi bersama keroro itu, eoh?! Aih. Terserah padamu sajalah! Aku tidak mau bicara padamu lagi! Aku benci padamu, Kyu!” dan... klik... Sungmin langsung mematikan ponselnya tanpa menunggu jawaban dari Kyuhyun.
           
            Seohyun... Belakangan  memang nama itu yang selalu keluar dari mulut Kyuhyun. Tidak di sekolah, dirumah, saat belajar, saat bermain, bahkan saat bercanda dengannya pun dia selalu membandingkan Sungmin dengan Seohyun. Seohyun yang beginilah, Seohyun yang begitulah. Kadang Sungmin merasa jauh di dalam hatinya merasa perih saat Kyuhyun terus-terusan membicarakan yeoja cantik itu. Dia tahu dia kalah dalam segalanya dengan yeoja itu. Seohyun yang cantik, bersuara indah, anggun, sopan, bahkan dia selalu dipuji oleh namja-namja di kantornya. Sungmin merasa takut jika Kyuhyun jatuh ke dalam pelukan Seohyun.

            ” Uuuh... Hiks..” Sungmin menangis di tengah gerimis yang mulai berubah jadi hujan. Salahkan dia yang terlalu terburu-buru ingin melihat Kyuhyun sampai ia lupa membawa payungnya. Sungmin memegangi dada sebelah kirinya dengan tangan kanannya. Menekannya seakan tekanan yang diberikan tangannya itu mampu mengurangi rasa sakitnya.
            ”Kyu, tahukah kau kalau aku merasa kau berubah? Tahukah kau aku tidak suka melihatmu bersamanya. Ya, aku cemburu, Kyu. Aku tahu perasaan ini salah, aku tahu aku tidak sepantasnya mencintaimu. Tapi aku tidak bisa menolak saat perasaanku mengatakan bahwa aku... bahwa aku memang mencintaimu. Saranghae, Kyunnie. Jeongmal...” Gumamnya pelan diiringi isakan yang justru semakin keras. ”Aku tidak peduli sekarang hujan... Aku tetap akan menunggumu..” lanjutnya.

Kyuhyun POV

            Aish, tidak biasanya aku merasa kesal saat pergi bersama Seohyun. Pikiranku selalu tertuju pada sahabatku, Lee Sungmin. Apa dia sudah pulang? Aku tahu benar kalau dia orang yang nekat, bisa saja dia masih menungguku di taman. Perasaanku sangat tidak enak. Oh, ayolah di luar hujan deras sekali. Aish, apa dia baik-baik saja? Bagaimana kalau anemianya kambuh? Bagaimana kalau dia belum makan? Bagaimana kalau-

            ”OPPA!!”
            Aigoo, bocah kodok ini membuatku kesal. Semakin lama aku semakin menyadari kalau aku hanya kagum kepadanya. Tidak ada getaran seperti saat aku bersama Sungmin. Kutolehkan kepalaku menghadapnya. Wajahku memerah menahan marah. Aku benar-benar kesal pada bocah kodok ini.
            ”Aku sudah pernah memeriksakan telingaku ke dokter, Seohyun-ah. Dan kata dokter telingaku masih bagus pendengarannya, dengan kata lain aku tidak tuli. Jadi kau tidak perlu berbicara sekeras itu padaku!” ucapku cuek yang disambut oleh wajah polosnya. Dia mengerjap-ngerjapkan matanya tidak mengerti.
            ”Ah, habisnya aku daritadi berbicara pada Oppa tapi Oppa malah melamun,”

            Aih, aigoo aigoo, dia berbicara sambil tangannya memeluk lenganku. Ya Tuhan! Tapi mengapa aku malah kesal ya? Aish, aku tidak mengerti perasaanku sendiri. Yak! Cukup bocah kodok! Aku mau pulang saja! Kulepaskan tautan tangannya dengan kasar, lalu dengan setengah berlari aku meninggalkan rumah Yoona diiringi dengan teriakan tidak terima dari Seohyun. Ah, aku tidak peduli! Aku mengemudikan mobilku ke apartemen Sungmin. Entah kenapa aku merasa rindu padanya. Tapi, aish, Cho Kyuhyun baboya, kenapa belok kiri, sih? apartemennya kan harusnya belok kanan. Isshh, hujannya belum berhenti lagi. Sudahlah nanti setelah melewati taman ini aku ambil jalan memutar saja.
            ”Eh? masih ada saja orang yang mau berada di tengah hujan seperti ini. Mana dingin lagi. Ck. ada-ada sa-“ kata-katanya terputus setelah dirinya tiba-tiba saja teringat sungmin. Siluet orang yang di taman itu mirip dengan sungmin, sahabatnya.

Kyuhyun POV END

Normal POV
            Kyuhyun memarkirkan mobilnya di pinggir jalan. Dia segera berlari menghampiri orang –yang dia duga adalah sungmin- itu. Sementara sungmin masih duduk di tempat yang sama sejak tiga jam, ah, empat jam yang lalu mungkin, dengan badan yang menggigil dan kepala yang menunduk, dan jangan lupakan bajunya yang basah kuyup juga kuku-kuku dan bibirnya yang membiru serta giginya yang bergetar menahan dinginnya hujan.
            Kyuhyun mengubah larinya menjadi langkah pelan saat dia hampir mencapai kursi itu. Dia tersentak saat dugaannya benar. Sungmin, sahabatnya itu masih menunggunya. Kyuhyun melirik arlojinya sejenak. Empat jam. Tega sekali dia membiarkan orang yang disayanginya rela menunggunya salama itu. Setelah sampai di depan kursi itu, kyuhyun berlutut untuk menyejajarkan tubuhnya. Tangannya terulur untuk mengankat wajah sungmin.
            “K-kyu?” sungmin bersuara pelan
            “Ne, aku disini, minnie-ah. Kenapa kau masih menung-, eh? loh? sungmin? lee sungmin? Ireona, chagiya! mianhaeyo...jeongmal...” sebelum kata-kata kyuhyun selesai sungmin ambruk menghantam tubuhnya. Dengan sigap kyuhyun menangkap tubuh sungmin dan menggendongnya ke mobilnya. Antara panik dan merasa bersalah, kyuhyun terisak. Dia sadar ini semua salahnya.
            Setelah sampai di mobilnya dia membuka pintu belakangnya dan menidurkan sungmin di sana. Lalu dengan tergesa membuka pintu supir, mendudukan dirinya disana dan mulai menyalakan mesinnya.
            ”Aih, aku bawa ke apartemenku saja deh,” gumamnya pelan.

                                                            ---*---

            Setelah sampai apartemennya, Kyuhyun menggendongnya ke kamarnya dan meletakkan tubuh mungil sungmin di tempat tidur biru miliknya. Dia kemudian mengambil kompres dan selimut. Setelah itu dia duduk disamping tempat tidurnya.

            ”Minnie, kumohon sadarlah. maafkan aku, ne? Minnie-yaaaa.” Kyuhyun berucap pelan. Terdengar jelas di dalam ucapannya penuh dengan kesedihan dan penyesalan. Dia mengambl tangan sungmin yang dingin dan mengecupnya. Lama kelamaan dia merasakan rasa sayangnya tumbuh menjadi cinta. Cinta lebih dari sekadar sahabat. Cinta antara lawan jenis, sebagaimana namja yang mencintai yeojanya.
            ”Minnie, ireona, chagiya... hiks... saranghae...mianhae...” dia terisak kecil.
            ”Euungh.. Kyu,” Sungmin berbicara parau.
            ”Ne, Chagiya. Syukurlah kau sudah sadar.” kata kyuhyun sambil tersenyum.
            ”Kyu..hiks..kyuhyunnie...” eh? lihatlah yeoja itu mulai terisak pelan dan semakin kencang saat dia merasakan tubuh tegap kyuhyun mendekapnya.
            ”Kyu... kumohon jangan tinggalkan aku lagi...” isaknya
            ”Ssshhh, tidak akan, minnie chagiya. cukup sekali ini kebodohanku meninggalkanmu. Saranghae, minnie, jeongmal saranghaeyo,” ujar kyuhyun sambil mengecup kening sungmin berkali-kali.
            ”Eh? Euung, tidak..tidak.. tidak mungkin kau mencintaiku. Kau sudah memiliki seohyun. Tidak mungkin kyu. Tidak mungkin!” sungmin melepas pelukan kyuhyun. wajahnya menunduk, suaranya bergetar perih, antara bingung, sakit, dan menahan air mata sedih.
            ”Min-”
            ”Tidak, kyu. kau pasti salah. aku sungmin, kyu, bukan seohyun. kau salah, kyu. kau pasti salah. aku yakin kau pasti salah, kan? iya, kan, kyu?! KATAKAN PADAKU KAU SALAH, IYA, KAN?...” suaranya meninggi, ”kau pasti salah kan Cho Kyuhyun?” tapi kemudian suaranya melemah lagi, terdengar lirih... Sangat lirih...
            Kyuhyun tidak kuat mendengarnya lagi. Kyuhyun tidak kuat mendengar suara pilu sungmin yang membuat hatinya hancur. Lebih baik ia yang sakit daripada ia harus melihat sungmin yang sedih seperti ini.
            ”Aku serius, Lee Sungmin. Lihat aku, Lee Sungmin!” Kyuhyun mengangkat wajah Sungmin. ”Lihat aku, jebal. perasaanku terhadap seohyun hanya sebatas aku mengaguminya. bukan yang lain. perasaanku terhadapnya tidak sebesar perasaanku terhadapmu. Aku selalu berdebar saat di dekatmu, Min-ah. Rasakan ini, Min,” Kyuhyun menuntun tangan mungil sungmin ke dada kirinya. Sungmin tersentak saat merasakan debaran jantung itu. Jantung Kyuhyun berdebar sangat keras. Sontak sungmin membelalakan matanya. Sungmin langsung memeluk tubuh kyuhyun. tubuh kyuhyun sampai limbung ke belakang. Namun ia merasa bahagia. ia membalas pelukan sungmin sambil sesekali mengelus punggung sungmin.
            ”Nado saranghae, Kyunnie. Jeongmal saranghae.” balas sungmin dengan air mata dan senyum yang mengembang.
            ”Kau percaya padaku, kan, Chagi? Hm? Maafkan aku yang membuatmu menunggu lama tadi. Aku tidak menyangka kau sebegitu cintanya padaku sampai kau rela menunggu empat jam di tengah hujan seperti tadi, untungnya kita punya perasaan yang begitu kuat hingga aku menemukanmu. Coba kalau aku ti-”
            ’Tuk!’  Sungmin memukul kepala Kyuhyun.
            ”Yah! Chagiya appoyo! huuum,” kyuhyun mengeluh sakit.
            ”Makanya jangan terlalu pede! Ck. kau ini! dasar setan! memang kau pikir siapa namja yang tega membuatku kehujanan, eoh?! Dasar Kyunnie!” omelnya
            ”Ehehe, maaf chagi, aku mencintaimu.” kata kyuhyun dengan rasa tidak bersalahnya. Sungmin hanya mengangguk kecil di pelukannya.
            ”Tidurlah dulu chagi, besok kau harus bekerja, bukan? atau kau mau istirahat dulu besok? Aku mengizinkanmu, kok.” kata kyuhyun sambil membaringkan sungmin di kasurnya.
            ”Tidak,aku sudah baikan kok. Tidur di sampingku, Kyu. Peluk aku.” pinta sungmin.
            ”Ne, chagiya.”


                                                            ---*---

            Sudah 3 hari setelah kejadian itu sungmin masih menginap di apartemen kyuhyun. Mereka berangkat ke kantor bersama menggunakan mobil kyuhyun. Kyuhyun adalah seorang direktur utama di perusahaan milik keluarganya, Cho Cooperation, sedangkan sungmin adalah sekretaris kyuhyun.
            ”Ck, Chagiyaku cantik sekali, sih? makin hari makin cantik saja.” puji kyuhyun saat melihat sungmin sudah rapi dengan dress warna peach selutut.
            ”Hm, gomawoyo chagiya, chuuu~” sungmin mengecup bibir kyuhyun sekilas.
            ”Hehe, mor-ning kiss...” keduanya berkata serempak, diikuti tawa yang kemudian pecah. ”Ayo berangkat sayang, hari ini kan ada pesta di kantor, kau tidak lupa kan, chagi?” tanya kyuhyun
            ”Tentu tidak, Chagi,”

            Mereka berangkat ke kantor menggunakan mobil kyuhyun. Perjalanan ke kantor membutuhkan waktu 1 jam. Sesampainya di sana, mereka disambut dengan suasana yang sangat meriah. Terdengar suara dentingan piano yang mengalun indah. Kyuhyun dan Sungmin berjalan beriringan dengan lengan sang gadis yang mengapit lengan prianya dengan mesra.
            ”Ah, Chagi, tunggu di sini sebentar, ya? Aku ingin ke sana dulu,” kata Kyuhyun yang dibalas anggukan oleh Sungmin.
            Sungmin berjalan menemui teman-teman kerjanya, terlalu asyik mengobrol hingga satu suara dari arah podium sukses membuatnya menoleh. Suara yang begitu ia hapal selama ini. Suara Kyuhyun, kekasihnya. Ia melihat dan mendengar Kyuhyun bernyanyi sambil memainkan piano yang menyita seluruh perhatian semua yang hadir di sana.
            Ia menatap Sungmin yang berada cukup jauh darinya tapi masih dapat terjangkau oleh matanya. Kyuhyun menghela napas kecil sebelum tersenyum, dan jemarinya mulai menekan tuts-tuts piano menciptakan untaian nada yang terdengar romantis.

            “Pyeongsaeng gyeote isseulge, I do...
             Neol saranghaneun geol, I do...
             Nungwa bigawado akkyeojumyeonseo, I do...
             Neoreul jikyeojulge, My Love...”

            Kyuhyun menghentikan sejenak permainan pianonya, melirik yeojanya yang terlihat tengah tersenyum sambil sesekali menghapus air mata bahagia yang mengalir dari sudut matanya. Kyuhyun tersenyum kecil kemudian melanjutkan permainan pianonya.

            “Uriga naireul meogeodo...
             Useumyeo saragago shipeo...
             Would you marry me?
             Naui modeun nareul hamkke haejullae...
             Orae jeonbuteo neoreul wihae junbihan
             Nae sone bitnaneun banjireul badajweo
             Uriga gateun maeumeuro jigeumui yaksok gieokhalge…
             Would you marry me?”

            Ia menghentikan permainan pianonya lagi. Membuat semua yang hadir penasaran dengan apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Kemudian tanpa diduga, Kyuhyun mengambil microphone-nya, kemudian berjalan turun dari podium dan melanjutkan nyanyiannya –meskipun kali ini tanpa iringan piano-  sambil menghampiri gadisnya, Sungmin.

            “Himdeulgo eoryeoweodo, I do…
             Neol naega isseulge, I do…
             Uri hamkkehaneun manheun nal dongan, I do…
             Maeil gamsahalge, My Love...”

            Kyuhyun telah sampai di depan gadisnya. mencium kening gadisnya cukup lama, mengeluarkan kotak kecil berbahan beludru merah kemudian berlutut di hadapannya...
            ”Nawa gyeorhonhaejullae?...” Ia menggantung lagunya, karena menunggu jawaban dari sang gadis.
            Sungmin terlihat begitu terkejut melihat pemandangan di depannya. Kekasihnya menyanyikan sebuah lagu romantis untuknya, datang menghampirinya, dan saat ini Ia melihat Kyuhyun sedang berlutut sambil memegang sebuah kotak kecil yang didalamnya terlihat sebuah cincin putih berhiaskan sebuah permata kecil di tengahnya. Sungguh manis. Sementara orang-orang yang menyaksikan adegan romantis mereka dibuat terpana.
            ”Lee Sungmin, would you marry me?” Tanya kyuhyun sekali lagi karena merasa ia tak kunjung mendapat jawaban.
            Sungmin menghela napas kecil, tersenyum, dan mengangguk, “I do. I do, Cho Kyuhyun. Gomawo. Saranghae…” jawabnya. Kyuhyun tersenyum lega dan memakaikan cincin yang ia bawa ke jari manis Sungmin.
            ”Nado saranghae, Chagiya... Jeongmal saranghae...” Ia memeluk Sungmin dengan erat. Tepuk tangan membahana di dalam ruangan itu.

-SKIP TIME-

            ”Omona...Omona... Eommaaaa... Aduh... Aku mau pipis lagiiii...” seorang wanita cantik yang memakai dress pengantin berwarna putih bersih terlihat panik di ruang tunggu sebuah gereja.
            Terdengar alunan lagu pernikahan yang terdengar agung. Wanita cantik itu semakin panik. Terlihat dari posisinya yang berubah-ubah. Dari duduk, berdiri, duduk lagi, berjalan mendekati pintu, kemudian berjalan lagi ke kursinya. Sesekali ia mematut dirinya di cermin yang ada di ruangan itu.
‘Kriieeet’
            Terdengar suara pintu dibuka. Terlihat seorang laki-laki paruh baya berjas hitam dengan hiasan bunga di saku jasnya.
            “Sungminnie?” panggil pria itu namun tidak ada jawaban, melainkan hanya gumaman-gumaman kecil yang keluar dari mulut Sungmin.
            Kini Sungmin tengah memainkan kedua jari telunjuknya. Kadang mengait-ngaitkan, kadang mengetuk-ngetukkannya. “Aigoo... Aku panik...Aku panik... Haaah!” Ia berkacak pinggang, posisinya adalah ia membelakangi pria itu, jadi ia masih tidak sadar.
            “Lee Sungminnie? Chagi? Kau gugup, eoh?” kali ini pria itu berbicara dengan suara sedikit dikeraskan. Sungmin terkejut. Seketika ia membalikkan tubuhnya dan bertambah terkejut setelah melihat pria tua itu.
            ”Eh? Cho ahjussi? Sejak kapan kau disitu? Aku sudah harus keluarkah? Hah! Omonaaa. Eotteohke? Ck.” Ia berbalik dan mematut dirinya –lagi- di depan cermin.
            ” Kau sudah terlihat cantik, Minnie. Kaulah yang terbaik untuk putraku. Jagalah ia, Minnie. Jagalah anak nakal itu. Kau bahkan sudah tahu, bukan, kalau dia hanya menurut padamu? Ia sangat mencintaimu, Chagi. Kau mencintainya juga, kan? Aku yakin kau juga mencintainya. Haaah.. bahkan aku akan kehilangan putraku satu-satunya. Aku mempercayakannya kepadamu, Minnie...” ucapnya –ayah Kyuhyun- sambil menghapus setitik air mata di sudut matanya.
            ”Cho Ahjussi... gomawo...” kata Sungmin sambil memeluk calon ayah mertuanya.
            ”Jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi. Sebentar lagi kau akan menjadi istri dari putraku yang berarti kau juga menjadi anakku. Panggil aku ’Appa’. Sekarang  kajja kita keluar” ujarnya sambil melepas pelukan Sungmin dan menyodorkan lengan kanannya untuk diapit oleh Sungmin.
            ”Ne, Appa. Kajja...”
                                                            ---*---
           
Sementara itu di altar...
            ”Yah! kenapa Appa lama sekali, sih? Ck!” Sang pengantin pria terlihat tidak sabaran menunggu pasangannya datang. Sudah kesekian kalinya ia menoleh ke belakang. Terdengar suara derap langkah kaki. Sontak ia langsung menoleh ke belakang dan mendapati sang pengantin wanita tengah berjalan anggun beriringan dengan Appanya. Langkah mereka terhenti saat mereka sudah sampai di depan altar. Sungmin dan Kyuhyun saling melirik kemudian tersenyum canggung.
            ”Cho Kyuhyun, apakah kau bersedia menerima Lee Sungmin sebagai istrimu baik dalam keadaan senang maupun susah?” tanya sang pendeta.
            ”Ya, saya bersedia,” jawab Kyuhyun mantap.
            ”Dan Lee Sungmin, apakah kau bersedia menerima Cho Kyuhyun sebagai suamimu baik dalam keadaan senang maupun susah?” tanya sang pendeta lagi, kali ini kepada Sungmin.
            “Ya, saya besedia,” jawab sungmin mantap.
            “Baiklah, sekarang pakaikan cincin kepada masing-masing pasangan, dan kemudian sang pengantin pria mencium bibir pengantin wanitanya.” kata sang pendeta.
            Kyuhyun dan Sungmin saling memakaikan cincin di jari manis mereka sebagai pengikat cinta mereka. Kemudian, Kyuhyun menundukkan sedikit kepalanya untuk meraih bibir pink Sungmin dengan bibirnya.
‘CHUUU~’
Tepuk tangan membahana di seluruh penjuru gereja.
5 detik...
8 detik...
10 detik...
            “ Yah! Jangan terlalu lama, Kyuhyun-ah, Sungmin-ah. Nanti saja lanjutkan lagi! Dasar anak muda!” celetuk sebuah suara yang ternyata adalah ayahnya Kyuhyun.
            Sontak Kyuhyun dan Sungmin melepaskan tautan bibir mereka. Wajah mereka sudah memerah seperti tomat. Siapa yang tidak malu jika ditegur seperti itu di depan pendeta dan para tamu undangan. Yaaaa, baiklah salahkan juga mereka yang terlalu terbawa suasana.
            Mereka kemudian bersalaman dengan para tamu undangan. Cukup melelahkan karena memang banyak tamu yang diundang oleh keluarga Lee dan keluarga Cho. Setelah acara selesai, mereka memutuskan untuk kembali ke apartemen Kyuhyun.

                                                                        ---*---

            ”Haaaah! Aku lelah sekali, Cha-, eh? Chagiyaaa?” panggilnya setelah mendapati istrinya tidak ada di sampingnya.
            ”Ya, Sayang? Wae geurae? Aku di kamar, Sayang. Aku sedang ganti baju. Sebentar sayaaaang,” teriaknya dari dalam kamar.
’Cklek’
            Sebuah kepala menyembul dari balik pintu. Sungmin –yang belum selesai mengancingkan bajunya- segera menyelesaikan pekerjaannya.
            ”YAH! MESUM! Kenapa masuk,hah?! Aku bilang kan tunggu, ish! Kau ini! Aku malu,tahu!” Omelnya sambil memencet hidung suaminya.
            ”Eoh? Kenapa malu, sayang? Kau kan sudah menjadi istriku. Apa yang ada ditubuhmu aku sudah boleh melihatnya, kan?” tangannya sudah merayapi pinggang sungmin dan menariknya sehingga tidak ada jarak lagi yang memisahkan mereka. Kyuhyun mendekatkan wajahnya ke wajah Sungmin yang membuat Sungmin memundurkan kepalanya. hal ini membuat Kyuhyun mendecak kesal. Tangan kanannya meraih tengkuk Sungmin dan menariknya mendekat dengan wajahnya. Sontak Sungmin menutup matanya dan mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Melihat istrinya yang ketakutan membuat Kyuhyun ingin menjahilinya. Kyuhyun menyentuhkan hidungnya dengan hidung Sungmin dan menggesek-gesekkannya. Sungmin membuka matanya dan mendecak kesal.
            ”Ish! Dasar Setan menyebalkan! Kau mempermainkanku, eoh?! Aku kira kau akan mencium bibirku, tapi ternyata kau hanya menggesekkan hidungmu! Padahal jantungku sudah berdebar tidak karuan!”omelnya polos.
            ”mmmpppfffttt... Huahahaha... Kau menginginkannya, eoh? Hahaha Cho Sungmiiin... Baiklah...Baiklaaah... Tutup matamu” Tawa Kyuhyun meledak. Ia berhasil menjahili istrinya.
            ”Aish SHIREO!” Sungmin melengos. Bibirnya mengerucut, pipinya menggembung lucu. Sungmin kemudian pergi meninggalkan Kyuhyun dengan menghentakkan kakinya. ’Aish, bahkan saat marah pun dia sangat imut!’ batin Kyuhyun.
’GREP’
Sungmin tersentak kaget, Kyuhyun memeluknya dari belakang.
            ”Mianhae, Chagiya. Aku kan hanya bercanda,” bisiknya di telinga kanan Sungmin. Nafas hangat Kyuhyun menerpa tengkuk Sungmin. Kyuhyun mengucapkan kata ’Mianhae’ sembari mendaratkan ciuman-ciuman kecil di tengkuk Sungmin.
            ”Y-yah! Hentikan Cho Kyuhyun!” ucapnya terbata.
Dan... ‘HAP’... Kyuhyun menggendong Sungmin, dan membawanya  ke arah ranjang mereka.
            “Ya! Cho Kyuhyun turunkan aku! Aih bocah setan iniiii...! Ya! turunkan aku!” teriaknya sambil memukul-mukul dada Kyuhyun.
            “Shireo.. Ayolah, Min. Kita buat Baby Cho dan Baby Min...” ucapnya seraya bibirnya mencetak seringaian yang mengerikan menurut Sungmin.
            “MWO?! SHIREO! KYUNNIE TURUNKAN AKU!!!” teriak Sungmin yang tidak dihiraukan oleh Kyuhyun.




                                                                        ~END~

[FF] Like a Star

[REPOST from FFN]
Title     : Like a Star

Author : Song Ji Rin aka Melinda Febrina
Cast     : Lee Sungmin
              Cho Kyuhyun
              Other cast..
Genre  : Romance, Angst..
Rated  : T
Warning : Genderswitch…
Summary : Karena janjinya dibatalkan oleh adiknya, Sungmin bertemu dengan namja tampan yang selalu tahu apapun tentangnya. Siapa namja itu sebenarnya?
Aku..ingin menjadi bintang untuk yeoja yang kucintai..’
.
.
~Author hanya meminjam nama mereka… No bash!!~
.
.
.
~Like A Star~
.
.
.
             “Ish!”
            Yeoja manis itu bersungut kesal. Berkali-kali ia mengubah posisi duduknya sejak tadi. “Yaish! Dasar dongsaeng jelek!” bibir plum-nya tak hentinya menggerutu dan sesekali mengeluarkan decakan-decakan yang semakin memperjelas kekesalannya. Jemari mungilnya meremas ujung rok hitam yang dipakainya. Kepalanya menunduk memandang kakinya yang sedang memainkan kerikil kecil di bawahnya.
            “Sedang menunggu seseorang?” suara berat khas namja terdengar memasuki pendengarannya.
            ”Tidak!” jawab yeoja itu cepat tanpa mengalihkan pandangannya dari bawahnya.
            ”Lalu kenapa wajahmu terlihat kesal?” tanya suara berat tadi lembut. Ia mendudukkan dirinya di samping yeoja mungil itu.
            ”Aku berjanji dengan adikku tapi dia malah pergi kencan dengan pacarnya. Aku sudah hampir sampai tempatnya lalu dengan seenaknya dia mengabariku kalau dia pergi kencan dengan pacarnya! Ish! Dasar dongsaeng jelek!” gerutunya kesal. Tapi sesaat kemudian dia terdiam seperti tersadar akan sesuatu, ”eh? Kau siapa?” tanyanya heran. Keningnya berkerut tipis. Mata kelincinya memicing tajam menatap pemuda tampan di sampingnya.
            Lelaki berkulit pucat itu tersenyum lebar, ”kenalkan aku Cho Kyuhyun. Namamu?” tanyanya sembari mengulurkan tangan kanannya ke arah yeoja itu.
            ”Eung, Lee Sungmin.” jawabnya seraya menyambut uluran tangan besar Kyuhyun. ’sepertinya baik..’pikir Sungmin. Bibirnya perlahan mengembangkan senyuman kecil. ”Kau sedang apa disini?” tanyanya polos. Matanya mengerjap lucu. Tingkah aegyonya itu membuat Kyuhyun salah tingkah.
            ”A-ah. Aku...aku sebenarnya tadi sedang berjalan-jalan di sekitar sini. Lalu aku melihatnya, melihat...hm...yeoja yang kusukai.”katanya sambil menunduk. Wajahnya merona karena malu. Melihat itu Sungmin tersenyum simpul.
            ”Jinjja?” tanyanya.
            ”Hm..” Kyuhyun mengangguk kecil sambil mengangkat kepalanya menatap Sungmin. ”Aku sudah lama menyukainya, sejak dua tahun yang lalu, tapi aku tidak pernah berani mengatakannya. Memalukan, ya?” ujarnya. Kening Sungmin kembali berkerut heran.
            ”Kenapa?” tanyanya penasaran.
            ”Entahlah aku malu. Sebenarnya aku ingin menyatakannya hari ini. Kebetulan hari ini adalah ulang tahunku. Tapi, sepertinya sudah tidak bisa lagi..” katanya sambil tersenyum sedih.
            ”Kenapa? Dia sudah punya pacar?” tanya Sungmin polos. Kyuhyun diam tak menjawab. Raut wajahnya memancarkan kesedihan. Sungmin jadi merasa bersalah. Tangan mungilnya meraih tangan besar Kyuhyun kemudian menggenggamnya seolah memberikan kekuatan untuk namja tampan itu.
            “Sudahlah. Tidak apa-apa. Kau kan tampan, jadi pasti banyak yeoja yang menyukaimu.” katanya seraya mengelus punggung tangan Kyuhyun di genggamannya. Kyuhyun tersenyum kecil kemudian mengangguk. ”Ah, kau bilang hari ini kau ulang tahun, kan? Saengil chukhahamnida, Kyuhyun-ssi” ucapnya tulus sambil tersenyum lebar.
            ”Terima kasih, Min. Ah, tidak perlu memanggil seformal itu. Mulai sekarang kita teman. Ne?” katanya kemudian mengulurkan jari kelingkingnya. Sungmin mengangguk kemudian menautkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Kyuhyun. ”Ne. Kita teman. hehe...”
.
~Like a Star~
.
            ”Kyuhyun-ah, terima kasih sudah mengantarku sampai rumah. Mau masuk dulu?” tanya Sungmin. Kyuhyun menggeleng pelan, ”tidak, Min, terima kasih. Aku langsung pulang saja, ya.” pamit Kyuhyun. Kyuhyun melangkahkan kakinya menjauhi Sungmin.
            Sungmin menatap punggung Kyuhyun yang mulai menjauh, ”hati-hati, Kyu!” seru Sungmin. Kyuhyun menoleh menatap Sungmin kemudian melambaikan tangannya.
            Yeoja itu masuk ke dalam setelah Kyuhyun berbelok di ujung jalan.
            ”Aku pulang!” katanya sambil membuka flat shoes-nya dan menaruhnya di rak sepatu dekat pintu masuk.
            ”Ah, Noona sudah pulang?” tanya Sungjin, adik Sungmin, yang tadi membatalkan janjinya.
            Sungmin melengoskan kepalanya pura-pura tidak mendengar sapaan Sungjin. Tampaknya ia masih kesal dengan ulah adik semata wayangnya yang seenaknya membatalkan janji saat Sungmin sudah hampir sampai di tempat itu.
            ”Noona?” panggil Sungjin ketika merasa Noona-nya tidak menanggapi sapaannya. Sungmin tetap tidak menanggapi sapaan Sungjin. Ia terus melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju kamarnya.Sungjin tahu Noona-nya sedang marah sekarang. Hei, siapa yang tidak marah jika janjimu dibatalkan begitu saja oleh adikmu demi sebuah kencan? Orang sesabar apapun pasti akan marah jika hal itu terjadi padanya. ”Noona-ya, mianhae..” ucapnya lagi. Ia mengikuti langkah Noona-nya menuju kamarnya.
            Sungmin, yang merasa kesal karena terus menerus diikuti, membalikkan badannya menatap adiknya, lalu berkacak pinggang. ”Apa sih ikutin aku terus?!”tanyanya sengit. keningnya berkerut kesal. Sedetik kemudian ia membalikkan badannya lagi meneruskan jalannya menuju kamarnya.
            ”Mianhae, Noona...”
            ”Ish! AWAS, NGGAK?!” teriaknya saat Sungjin memblok jalan di depannya. Sungjin menggeleng cepat. ”AKU BILANG AWAS, DONGSAENG JELEK!!” teriaknya lagi.
            ”Ya ampun.. kalian kenapa sih? Minnie kenapa teriak-teriak begitu?” tanya Eommanya. Sang Eomma berjalan menghampiri dua kakak beradik itu. ”Ada apa, sih, cantik?” tanyanya pada Sungmin, sang kakak, sambil merangkul pinggang Sungmin.
            Sungmin mengedikkan bahunya kesal, ”Eomma tanya aja sama dia tuh!” ucapnya kesal. Dia memalingkan wajahnya ke samping. Eommanya menoleh ke Sungjin. Ia mengangkat alisnya menanyakan pertanyaan yang sama.
            ”Aku membatalkan janjiku dengan Minnie Noona, Eomma.. Aku pergi bersama Sulli.”ujarnya pelan sambil menundukkan kepalanya, ”tapi aku sudah meminta maaf padanya. Noona saja tidak mau memaafkanku,”serunya cepat seolah membela dirinya.
            Sungmin berjengit mendengar pembelaan dari Sungjin. ”Ya! Kau berbicara seakan-akan aku yang salah atas semua ini!”teriaknya kesal.
            ”Tapi kan-”
            ”Sudahlah. Sudah terjadi, bukan? Minnie, maafkan Sungjin, ya, cantik?” kata Eommanya lembut. Tangannya bergerak mengelus punggung Sungmin.
            ”Aish! Shireo!” katanya kemudian pergi menuju kamarnya.
            ’BRAK!’
            Terdengar suara pintu ditutup dengan kasar oleh Sungmin. Menyisakan kedua orang di depan kamarnya yang berjengit kaget atas perlakuan Sungmin itu. Tampaknya yeoja kelinci itu benar-benar marah kali ini. Hm.. Harusnya Sungjin ingat kalau Sungmin tidak pernah suka janjinya dibatalkan dengan alasan apapun. Apalagi kali ini alasannya untuk pergi kencan dengan pacarnya. Siapapun pasti akan merasa kesal.
            ”Biarkan dulu Noona-mu menenangkan pikirannya. Nanti dicoba lagi minta maafnya. Sekarang makan dulu, yuk?” ajak Eommanya. Sungjin mengangguk.
.
Like a Star
.
            ”Enak saja cuma minta maaf! Memang dia pikir enak apa janjinya dibatalin begitu aja?!” gerutunya kesal. Ia mendudukkan tubuh mungilnya dengan kasar di tempat tidur pink-nya.
’Bip Bip...’
            Ponsel hitamnya bergetar menandakan ada pesan masuk. Dengan segera ia membuka flip ponselnya.
            ’jangan cemberut gitu,Min! Nanti manisnya hilang..hehe.. Cho Kyuhyun’
            Sungmin tersenyum menatap layar ponselnya.
            ”Kyuhyun? Dia tahu darimana nomer ponselku? Ah sudahlah.. hihi.. Cho Kyuhyun..” gumamnya sambil senyum-senyum sendiri. “Eh?Darimana dia tahu kalau aku sedang cemberut?” tanyanya kaget. Jemarinya dengan lincah mengetik balasan untuk Kyuhyun.
            ‘Kyu? hehe.. kau bisa menerawang, ya? kenapa bisa tahu aku sedang cemberut,hm?’
            Ah? balasan macam apa itu? Sungmin mengernyit sendiri membaca ulang balasan smsnya untuk Kyuhyun. ’menjijikan’ pikirnya.
’bip..bip..’
’klik’
            Sungmin langsung membuka sms balasan dari Kyuhyun begitu terdengar dering di ponsel hitam miliknya.
            ’kita kan punya kontak batin, Min..hehe.. Istirahatlah, Min!’
            Sungmin terkekeh geli melihat balasan dari layar ponselnya. Cho Kyuhyun itu orang yang baru saja dikenalnya, bukan? Tapi kenapa ia merasa sudah seperti teman lama, ya? Ia merasa nyaman berada di dekatnya, bahkan ia bisa dengan bebasnya menceritakan keluh kesahnya tadi kepada Kyuhyun. Seperti bukan Sungmin saja. Sungmin adalah tipikal orang yang sulit percaya dengan orang lain, apalagi orang yang baru saja dikenalnya, seperti Kyuhyun. Tapi, ah, entahlah. Mungkin karena Kyuhyun memberikan kesan bersahabat dengannya saat pertama bertemu di taman tadi.
            Sungmin merebahkan tubuhnya di atas kasur pink miliknya. Wajah murungnya tadi kini telah berganti dengan senyuman cerah yang menghiasi wajahnya. Oh, sepertinya pesan singkat dari seorang Cho Kyuhyun bisa mengusir kekesalan seorang Lee Sungmin? Jatuh cintakah dia?
.
~Like a Star~
.
            Seorang namja tengah berdiri di pinggir pantai menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya. Membuat surai cokelat itu berantakan karena tertiup angin. Kemeja putihnya sedikit bergoyang karena tiupan angin pantai.
            ”Lee...Sung..Min...” ia mengeja sambil mengukir sebuah nama di atas pasir, ”Cho..Kyu..Hyun..” ia menulis namanya sendiri tepat di bawah nama pertama yang diukirnya. Ia tersenyum kecil menatap karya kecilnya itu. ”Yeongwonhi...” gumamnya.
            ’Hhh...’ ia menghela napas berat. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celananya. ”Eh?” tangan kanannya mendapati sebuah kotak kecil di dalam sakunya. Ia mengeluarkan kotak itu.
            ”Ini kan-” kata-katanya terhenti tiba-tiba. ”Seharusnya aku memberikan ini padanya setahun yang lalu...” gumamnya sedih. Mata foxy-nya menerawang menatap langit cerah di atasnya.
’TES...’
            Setitik cairan bening meluncur bebas dari sudut matanya. Ia memejamkan matanya seolah menahan air mata lainnya menyusul turun dari mata indahnya. Bibirnya sedikit bergetar. Suatu sudut di dalam hatinya berjengit perih. Ia mencengkeram kotak itu erat-erat.
            ”Seharusnya aku mengatakannya setahun yang lalu...” gumamnya lagi tanpa mengubah posisinya.
            Sekuat apapun ia menahan air matanya, nyatanya cairan bening itu seenaknya keluar membasahi pipi pucatnya. Membentuk garis tipis yang menodai pipinya. Kyuhyun menggigit bibir bawahnya pelan. Menahan rasa sakit hatinya yang meruntuhkan kesan angkuh pada wajahnya, menyisakan wajah pias yang begitu menyedihkan.
            ”Seharusnya sekarang aku sudah menjadi kekasihnya...” katanya dengan suara yang lebih keras. Ia membuka matanya perlahan. Menampilkan mata foxy-nya yang memerah. Air matanya ia biarkan turun menganak sungai di pipinya kemudian jatuh ke pasir di bawahnya. Ia menghela napas berat saat pikirannya terhenti pada satu kalimat yang kini menghantuinya. Membuatnya tertohok dengan kenyataan terburuknya kini.
            ”Bahkan sekarang aku tidak bisa lagi untuk sekedar mengharapkannya...”
.
~Like a Star~
.
            ”Huaaaah!” Sungmin menguap lebar. Tubuh mungilnya menggeliat di atas tempat tidurnya. ”Huh? Sudah malam rupanya..”gumamnya sembari mengusap kedua matanya. Tangannya meraba-raba kasurnya mencari sesuatu. Ponselnya.
            ”Eh? Dia tidak membalasnya. Huh!” Sungmin merengut kesal sembari menghempaskan ponselnya ke samping tubuhnya. Ia bangkit menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya.
’Tok..Tok..Tok..’
            Terdengar suara ketukan di pintu kamarnya.
            ”Masuk!” Sungmin berteriak dari dalam kamar mandi. Ia membasuh wajahnya dengan air beberapa kali kemudian mengusapnya dengan handuk kecil berwarna pink bermotif kelinci besar. Setelah dirasa cukup, ia keluar dari kamar mandinya.
            ”Eomma?” panggilnya saat melihat Eommanya sedang duduk di atas kasurnya sambil menunggunya. Eommanya tersenyum menatapnya.
            ”Baru bangun tidur, ya, sayang?” tanya Eommanya lembut. Sungmin mengangguk. ”Makan malam dulu, yuk?” ajak Eommanya.
            ”Ne, Eomma. Aku ganti baju dulu sebentar, ya? Nanti aku turun ke bawah.” katanya sambil berjalan ke arah lemari bajunya.
            ”Oke. Cepat, ya?” kata Eommanya sambil berjalan keluar dan menutup pintu kamarnya.
            Sungmin mengambil asal baju di tumpukan paling atas dan celana bahan selutut kesukaannya. Ia menyisir rambut hitam sebahunya kemudian menyematkan bando pink di atas kepalanya. Ah, yeoja ini tidak dipoles dengan apapun memang sudah imut. Setelah dirasa cukup, ia turun ke bawah untuk makan malam bersama.
.
            “Noona cantik banget? Mau pergi, ya?” tanya Sungjin saat melihat Sungmin menuruni tangga. Eommanya, yang sedang menata makanan menoleh ke arah tangga.
            ”Iya, sayang, mau pergi?” tanya Eommanya.
            ”Enggak, kok. Memang kenapa, sih? Kayaknya aku biasa aja pakai baju ini, tapi kenapa pada kaget begitu, sih?” tanyanya heran. Ia langsung duduk di kursi sebelah Sungjin yang terus menatapnya.
’TUK!’
            Sungmin memukul kepala Sungjin dengan sendok yang ada di tangannya, ”biasa aja, dong, liatnya!” ujarnya. Sungjin terkekeh. Ia tahu Noona-nya dalam mood yang baik saat ini. ”Eh, aku kan lagi marah sama kamu!” ucapnya lagi seperti tersadar akan sesuatu. Senyum Sungjin langsung pudar.
            ”Aku kira Noona sudah tidak marah. Ternyata masih marah.”
            ”Hehe.. Araseo araseo.. Aku sudah memaafkanmu, dongsaeng jelek!” Sungmin terkekeh geli melihat reaksi adik satu-satunya itu. Sungjin menoleh menatap kakaknya dengan mata berbinar. ”Jinjja?” pekiknya. Sungmin mengangguk sambil tersenyum manis. ”Haaa...Gomawo Noonaaaa”katanya sambil memeluk Sungmin erat dan tak hentinya menciumi pipi gadis manis itu.
            ”YA! Sesak, bodoh! Lepaskan!” teriaknya sambil memukul lengan Sungjin yang melingkar di lehernya.
            Eommanya yang melihat adegan itu hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, ”sudah, cepat makan!” titahnya.
.
.
            ”Eomma aku ke taman dulu, ya?” Sungmin berteriak sambil memakai sandal kelinci pinknya di pintu depan. Cuaca kota Seoul malam itu sangat baik, makanya Sungmin ingin menikmatinya di taman kesukaannya.
            ”Ne, jangan malam-malam pulangnya!” balas Eommanya.
’BLAM’
            ”Hai, Min!” suara berat itu mengagetkannya. Baru saja ia menutup pintu rumahnya tapi sosok itu sudah ada di hadapannya.
            ”Kyuhyun?” tanyanya meyakinkan. Kyuhyun mengangguk.
            ”Ayo kita pergi ke taman bersama!” ajaknya. Dahi Sungmin mengernyit heran.
            ”Kau benar-benar bisa menerawang, ya? Dari mana kau tahu aku ingin ke taman?” tanyanya heran.
            Kyuhyun tersenyum, ”sudah kubilang ,kan, kita punya kontak batin, Min?” Mata foxy itu menatap mata Sungmin dalam.
            ’Mata itu...’ batin Sungmin, ’seperti...ingin menyampaikan sesuatu..’
            ”Ah, ayo cepat! nanti keburu malam.” kata Kyuhyun menyadarkan Sungmin. Kyuhyun menarik tangan Sungmin untuk menyejajarkan langkah dengannya.
            Sepanjang jalan ke taman kota, mereka berbincang banyak. Mulai dari keluarga, kuliah, cinta pertama, hobi, apapun mereka bicarakan.
            ”Kau lihat rumah itu, Min?” tanya Kyuhyun sambil menunjuk sebuah rumah di ujung jalan besar di seberang mereka.
            ”Rumah putih itu? Yang besar itu, kan?” tanyanya. Kyuhyun mengangguk.
            ”Itu rumahku, Min.”katanya sambil menatap Sungmin.
            ”Wah! Besar sekali rumahmu!” pekiknya kagum. Kyuhyun tersenyum geli melihat reaksi lucu Sungmin. ”Ke sana dulu, yuk, Kyu?”ajaknya sambil memamerkan puppy eyes-nya.
            ”Jangan tunjukkan aegyomu di depanku, Min! Aku sudah sering melihatnya!” katanya pura-pura dingin. Ia melanjutkan jalannya lagi meninggalkan Sungmin.
            ”ISH!” Yeoja cantik itu menghentakkan kakinya kesal lalu segera berlari mengikuti Kyuhyun di depannya.
            ”Kau menyebalkan, Kyu!” sungutnya sambil mem-pout-kan bibir plum-nya. Kyuhyun tertawa kecil. Tangan besarnya menyentuh puncak kepala Sungmin dan mengacak rambut hitam itu.
            ”jangan sekarang, cantik!” katanya. Pipi Sungmin memerah sempurna. Ia malu. Kyuhyun memanggilnya ’cantik’.
            ”Haha... wajah merahmu manis, Minnie! Lucu sekali!” ucapnya sambil tertawa.
            Sungmin memukul lengan Kyuhyun pelan, ”Ish! Kyunnie jahil!” serunya lalu berjalan meninggalkan Kyuhyun sembari menghentak-hentakkan kakinya.
            ”HAHAHA...HEI, MIN! TUNGGU AKU!” teriaknya menyusul Sungmin.
.
            ”HAH! Lelahnya!” desah Sungmin saat punggungnya disandarkan ke kursi taman.
            ”Lelah, ya, Nyonya?” goda Kyuhyun. Sungmin menggerakkan bibirnya mencibir kata-kata Kyuhyun tadi. Kyuhyun terkekeh.
            Lalu untuk beberapa saat keduanya terdiam sambil menatap langit yang dipenuhi bintang.
            ”Minnie..” panggilnya.
            ”Hm?”gumamnya tanpa mengalihkan pandangannya dari langit.
            ”Aku...ingin menjadi bintang..” kata Kyuhyun pelan. Sungmin menolehkan kepalanya menatap Kyuhyun.
            ”Apa, sih?” tanyanya tak mengerti.
            ”Iya.. Aku...ingin menjadi bintang untuk yeoja yang kucintai..” katanya lagi sambil terus menatap jutaan bintang di langit. Sungmin menatap nanar wajah pucat namja itu. Tangan mungilnya memeluk pinggang Kyuhyun.
            ”Aku... ingin menemaninya setiap saat dia membutuhkanku, Min..”ucapnya sambil tersenyum sedih. Kepalanya menunduk.
            Setetes air membasahi lengan mungil Sungmin. Yeoja itu berjengit kaget saat menyadari punggung Kyuhyun sedikit bergetar. Ia mengeratkan pelukannya pada pinggang Kyuhyun.
            ”Uljima, Kyunnie...” katanya mencoba menenangkan namja itu. Kedua tangannya menangkup pipi pucat itu. Mengangkat wajah tirus itu untuk menatap wajahnya. Ibu jarinya bergerak menghapus jejak-jejak air mata di pipinya.
            Mata kelinci itu menatap dalam mata foxy di hadapannya. Seolah terbawa suasana, Kyuhyun mendekatkan wajahnya ke wajah manis di depannya. Semakin lama semakin dekat hingga dua bibir itu menempel sempurna. Lama. Kyuhyun seperti mengalirkan kesedihan yang dirasanya melalui ciuman itu. Keduanya memejamkan mata menikmati ciuman itu. Sungmin seperti bisa merasakan perasaan yang Kyuhyun rasakan.
            ”Ngh...” Sungmin melenguh. Kyuhyun melepaskan ciuman itu. Ia menatap sejenak wajah merah Sungmin sebelum mengecupnya lagi.
            ”K-kyunnie...” lirih Sungmin. Ia menghambur memeluk Kyuhyun saat merasakan wajahnya memanas. Ia menyembunyikan wajahnya di dada Kyuhyun. Matanya menutup rapat.
            Kyuhyun tersenyum, ”gomawo, Minnie-ah.” katanya. Ia merasakan Sungmin menganggukkan kepalanya.
            ”Saranghae, Min..” lirihnya.
            Sungmin membuka matanya, kemudian tersenyum kecil, ”nado”.
            Kyuhyun tersenyum lega. Ia mengeratkan pelukannya.
            ”Besok datanglah ke rumahku yang tadi kutunjukkan, Min.” katanya lagi.
.
.
.
Like a Star
.
.
.
            ”Pagi Eomma...” sapa Sungmin kepada Eommanya yang sedang menyiapkan sarapan. Eommanya menoleh dan tersenyum, ”pagi, sayang..” balasnya.
            Sungmin duduk di meja makan kemudian mengambil selembar roti dan selai strawberry kesukaannya.
            ”Eomma, nanti aku mau pergi kerumah temanku. Boleh, kan?” tanyanya kepada sang Eomma yang duduk di hadapannya.
            ”Boleh. Memang kamu tidak ada kuliah hari ini?” tanya Eommanya. Sungmin menggeleng sambil menghabiskan rotinya.
            ”Yaudah, deh, Eomma, aku mandi dulu, ya?”
’CUP’
            Sungmin mencium pipi Eommanya sebelum berlari menaiki tangga.
.
.
            ”Hm.. Pakai baju apa, ya?” gumamnya sambil melihat-lihat isi lemarinya. ”Ng.. Ini aja, deh.” Ia kemudian mengambil baju terusan selutut berwarna putih. Baju itu baru dibelinya seminggu yang lalu. Ia melepas handuk yang melilit tubuhnya kemudian menggantinya dengan baju pilihannya.
            Ia berjalan ke arah meja riasnya dan memoles wajahnya perlahan.
            ”Hm... lumayan..” ucapnya setelah melihat hasil polesannya. ”Terus rambutnya diapain, ya? Digerai? gerah! Di kuncir dua? kaya anak kecil!” dia sibuk bergumam pelan, ”AISH! Aku kok ribet banget, ya? Kuncir satu aja, deh!”
            ’bip..bip..’
            Ponselnya berdering menandakan pesan masuk. Ia meraih ponselnya yang tergeletak di hadapannya. Cho Kyuhyun.
’kau selalu cantik, Minnie! Lalu.. Hm.. lepas kuncirannya. Kau lebih cocok dengan rambut terurai.. Aku suka melihatnya..’  
            Sungmin –lagi-lagi- mengernyit heran. ’Dia sebenarnya siapa, sih?’ pikirnya bingung. Buru-buru ia mengetik balasan pesannya.
            ’Ya! Neo jinjja! Sabarlah menungguku, tuan Cho, jangan mengintipku!’
’bip..bip..’
            ’Haha..ne, araseo, Minimin!’ Sungmin tersenyum melihat layar ponselnya.
            Ia kembali menghadap cermin. Ia melepas kunciran yang mengikat rambutnya, kemudian tersenyum kecil.
.
.
’Tok..Tok..Tok..’
            Sungmin mengetuk pintu berwarna putih itu. Rumah itu begitu besar dan sangat terasa kesan mewahnya. Seorang wanita cantik membuka pintu putih itu.
            ”Annyeonghaseyo, Nyonya..” sapanya sambil membungkukkan badannya.
            ”Annyeongha-” wanita itu menghentikan kata-katanya. Wajahnya terkejut saat melihat Sungmin yang berdiri di hadapannya. Sesaat kemudian wajah terkejut itu berubah menjadi sedih. Air mata menggenang di pelupuk matanya kemudian meluncur mulus di pipi putihnya.
            ”Nyonya? Ada apa?” tanya Sungmin heran ketika melihat yeoja paruh baya itu menangis.
            ”K-kau...S-sungmin, kan? Lee Sungmin?” tanyanya terbata. Sungmin mengangguk heran. Jelas ia merasa heran. Ia baru pertama kali ke rumah ini tapi yeoja ini sudah tahu namanya.
            ”Apa benar ini rumah Kyuhyun?” tanya Sungmin sopan. Yeoja itu mengangguk.
            ”Ya, benar. Cho Kyuhyun.. putraku..” lirihnya sedih. “Ah, mari masuk, Nak. Ng.. ikut aku sebentar!” titahnya dengan lembut. Sungmin menurut. Ia mengikuti langkah yeoja itu sampai berhenti di depan pintu putih bertuliskan ’Cho Kyuhyun’.
            ”Nyonya, ini-”
            ”Ini kamarnya Kyuhyun. Masuklah sendiri.. Mungkin dia akan bahagia melihatmu masuk ke kamarnya.” kata Nyonya Cho. Sungmin mengangguk ragu. Nyonya Cho berjalan menjauhi pintu kamar itu.
            Sungmin menutup matanya sambil tangannya bergerak membuka pintu itu. Perlahan ia membuka matanya.
            ”I-ige mwoya?!” pekiknya tertahan. Ia begitu terkejut melihat isi kamar ini. Bukan karena berantakan. Kamar ini rapi. Sangat rapi malah. Tempat tidur berseprei putih bersih yang seperti tidak pernah disentuh.
            Sungmin melangkah masuk ke dalam. Membiarkan aura dingin menusuk kulitnya. Matanya panas. Ia ingin menangis sekarang!
            Ia mengedarkan pandangannya sekeliling. Di dinding putih itu tergantung beberapa bingkai yang berisi... foto dirinya. Foto Sungmin. Foto itu terletak bersebelahan dengan foto Kyuhyun. Di dekat jendela kamar itu ada beberapa kanvas yang masing-masing tertutup selembar kain putih. Tangan mungil Sungmin bergerak menarik kain putih itu.
            Sungmin menutup mulutnya saat melihat sketsa wajahnya di kanvas itu. Air mata yang sejak tadi ditahannya lolos begitu saja dari mata indahnya.
            ”Kyuhyun sudah pergi, Nak...” sebuah suara tiba-tiba menginterupsi keterkejutannya. Suara Eomma Kyuhyun.
            Sungmin terdiam. Membiarkan yeoja paruh baya itu melanjutkan ceritanya.
            ”Dia...kecelakaan...hiks...” air mata mengalir membasahi pipi putihnya, ”setahun lalu.. tepat saat ulang tahunnya..hiks..” lanjutnya sambil berusaha menahan isakannya.
            ”Kyuhyun? Ulang tahunnya? Tahun lalu?” tanyanya kaget. Nyonya Cho menangis makin keras.
            ”Ya...saat itu dia bilang ingin menemui yeoja yang dicintainya.. Yeoja yang selalu diikutinya selama setahun penuh.” ujarnya. ”Yeoja itu... yeoja yang selalu difotonya dan dilukis olehnya.” lanjutnya sambil terisak. ”Yeoja itu...kamu, nak.. Lee Sungmin..”
            Kata-kata itu seperti sebilah pisau yang membelah jantung Sungmin menjadi beberapa bagian. Hatinya mencelos perih. Air mata lolos dari mata kelinci cantiknya.
            ”T-tidak, Nyonya. Bahkan semalam aku dan dia berciuman di taman kota!” bantahnya tegas. Tangisan Nyonya Cho terhenti seketika. Ia menatap mata Sungmin dalam seolah mencari kebenaran atas ucapannya barusan.
            ”Aku tidak bohong, Nyonya! Semalam dia yang menyuruhku datang ke sini setelah dia menunjukkannya padaku!” serunya.
            ”K-Kyu...” isaknya pelan.
            Nyonya Cho berjalan ke arah meja belajar Kyuhyun. Menarik lacinya dan mengambil sesuatu dari dalamnya. Sebuah buku...harian?
            ”Kyuhyun selalu menuliskan perasaannya di sini. Dan hampir di setiap halaman ada namamu... Dia...begitu menyukaimu...” katanya sambil menyerahkan buku itu ke tangan Sungmin.
            Sungmin menerimanya kemudian membuka halaman demi halaman buku itu. Sungmin membacanya dengan serius. Sesekali air matanya turun membasahi buku itu. Matanya bergerak membaca baris-baris kata dalam buku biru muda itu. Sampai matanya menemukan sebuah foto tepat di halaman terakhir kalinya buku itu terisi. Tanggal 3 Februari setahun yang lalu. Fotonya memakai baju terusan berwarna...putih. Sungmin menatap heran foto itu. Itu... fotonya saat ia memakai baju yang dipakainya. Bukankah baju itu baru dibelinya seminggu yang lalu? Ia membatin heran. Baju itu baru sekali ini dipakainya. Berarti foto itu baru saja diambil, kan?
            Satu air mata lagi melesak turun dari matanya.
            Nyonya Cho menatap heran foto di tangan kanan Sungmin. ”Aku berkali-kali membuka foto itu tapi tidak pernah sekalipun menemukan foto apapun di sana!”
’DEG!’
            Sungmin membalik foto tersebut. Terdapat tulisan tangan yang persis sama dengan tulisan yang ada di buku bersampul biru itu.
’Gwaenchanha, Minnie...
Terima kasih atas jawabanmu..Sekarang, aku bisa pergi dengan tenang..
Aku akan selalu mencintaimu..dari atas sini..
Saranghae..yeongwonhi..
Cho Kyuhyun’

            Sungmin menatap tidak percaya foto di tangannya. Kyuhyun baru saja memberi pesan padanya. Beberapa hari terakhir ini, Kyuhyun..berusaha menyampaikan perasaannya pada Sungmin.
            Sungmin menatap foto besar Kyuhyun di hadapannya.
            “Jadi...j-jadi yeoja yang selalu kau bicarakan adalah aku? Jadi yeoja yang kau cintai adalah aku?” tanyanya terbata pada lelaki yang sedang tersenyum di foto itu. “Apa...aku bodoh? Aku..merasa sangat bodoh... Kyu, bisakah kita mengulang semuanya?” tanyanya lirih pada namja tampan itu.
.
.
.
SUNGMIN POV
            Aku mendudukkan tubuhku di kursi taman ini seperti biasa. Di sinilah aku...dan Kyuhyun bertemu... berpelukan...berciuman.. dan di sini juga aku memberikan jawaban cintanya... Di sinilah aku...dan dia bertemu terakhir kalinya...
            Air mata begitu mudahnya lolos dari mataku. Kejadian-kejadian mengejutkan ini membuatku lelah sekaligus sedih. Entah sudah berapa banyak air mata yang kukeluarkan sejak tadi.
            ”Kyu...” lirihku pelan. Aku begitu merindukannya.
’Kyu...yeoja bodoh ini begitu merindukanmu... Aku...ingin di sampingmu lagi...Bisa..kah?’ batinku perih. Aku merasakan tangan besar mendekap tubuhku dari belakang.
’DEG’
            Pelukan ini.. pelukan ini adalah pelukan milik Kyuhyun. Aku memejamkan kedua mataku. Menikmati pelukan hangat ini. Mencoba meresapi rasa cinta yang mengalir melalui dekapan tubuhnya.
            ”Kyu... kau..kembali?” bisikku lirih.
            ’Aku...selalu di sampingmu, Minnie..’ bisiknya di telingaku. Aku kembali menangis..bahagia...
            ’Uljima, Jagiya...’ bisiknya. Lalu aku merasa ia mengecup pipiku.
Dingin...
Lalu perlahan dekapan itu terlepas. Aku mendongak menatap langit.
”Kyu...” bisikku sambil membiarkan angin dingin menyentuh lembut wajahnya, ”dorawa...”
.
.
.
END!!!
.
.
.
.
Follow me on twitter  :  @meyindf
Gamsahabnidaaaaa:*