[REPOST from FFN]
Tittle : Marry You
Author : Song Ji Rin
aka Melinda Febrina
Cast : Cho Kyuhyun,
Lee Sungmin, Seo Joo Hyun
Genre : Romance
Rated : T
Warning: Genderswitch
Summary :
Salahkah bila Sungmin mencintai sahabatnya, Kyuhyun, yang notabene sudah
mempunyai ‘incaran’? Bagaimana reaksi Sungmin ketika Kyuhyun melupakan janjinya
untuk pergi dengan incarannya? Just Read!
0=0=0=0=0=0
“Ck!”
Gadis itu mendecak –lagi- entah sudah keberapa kalinya. Raut
kesal terlihat dari wajahnya.
“Ck! Kyu
kemana, sih? Aku bosan di sini terus!
Kalau aku tahu dia datang terlambat gini, mendingan aku selesain tugasku dulu
tadi!” Ucap gadis itu.
Euung, dua setengah jam menunggu
bukankah pekerjaan yang amat sangat membosankan? Gadis itu –Lee Sungmin- merasa kesal dan juga
bosan menunggu sahabatnya –Kyuhyun- selama itu.
Lee Sungmin dan Cho Kyuhyun adalah
sahabat dekat sejak mereka masih kecil. Sungmin menunggu kyuhyun bukan tanpa
alasan –suruhan lebih tepatnya-, tadi Kyuhyun menyuruh Sungmin untuk
menunggunya di taman karena katanya ada yang mau dibicarakan. Penting. Fuuuh, mau tidak mau dia
berangkat juga ke taman ini. Tapi, lihatlah, sudah dua jam lebih dia di taman
ini tapi Kyuhyun tidak juga muncul.
’What if geudaega
nal.. Saranghal geotman gata..’
Dering ponsel Sungmin memecah keheningan, diliriknya nama
yang tertera di layar ponselnya. Dia menarik napas cukup dalam dan...
“Ya! Setan
jelek! Aku sudah menunggumu dua jam lebih, kau tahu, hah?! Aku sudah bosan
menunggumu di sini! cepatlah datang, aku lelah! Kau tahu, banyak pekerjaan
rumah yang sengaja aku tinggalkan sejak kau meneleponku tadi, ah, tepatnya dua
jam yang lalu! Kau mengerjaiku, eoh?!” semprot Sungmin.
“Ya! Ya! Diam kau Ahjumma cerewet! Iya,
mianhae jeongmal mianhae aku tidak langsung mengabarimu, aku pergi dengan
Seohyun. Dia memintaku untuk menemaninya ke rumah Yoona. Jeongmal mianhae,
Sungminnie chagiyaaaa...hehehe...” Balas Kyuhyun diikuti tawa–innocent-nya.
“Yaaaah! Dasar setan tengik! Aku menunggumu di tengah gerimis begini
sedang kau malah pergi bersama keroro itu, eoh?! Aih. Terserah padamu sajalah!
Aku tidak mau bicara padamu lagi! Aku benci padamu, Kyu!” dan... klik...
Sungmin langsung mematikan ponselnya tanpa menunggu jawaban dari Kyuhyun.
Seohyun... Belakangan memang nama itu yang selalu keluar dari mulut
Kyuhyun. Tidak di sekolah, dirumah, saat belajar, saat bermain, bahkan saat
bercanda dengannya pun dia selalu membandingkan Sungmin dengan Seohyun. Seohyun
yang beginilah, Seohyun yang begitulah. Kadang Sungmin merasa jauh di dalam
hatinya merasa perih saat Kyuhyun terus-terusan membicarakan yeoja cantik itu.
Dia tahu dia kalah dalam segalanya dengan yeoja itu. Seohyun yang cantik,
bersuara indah, anggun, sopan, bahkan dia selalu dipuji oleh namja-namja di kantornya.
Sungmin merasa takut jika
Kyuhyun jatuh ke dalam pelukan Seohyun.
” Uuuh... Hiks..” Sungmin menangis
di tengah gerimis yang mulai berubah jadi hujan. Salahkan dia yang terlalu
terburu-buru ingin melihat Kyuhyun sampai ia lupa membawa payungnya. Sungmin
memegangi dada sebelah kirinya dengan tangan kanannya. Menekannya seakan
tekanan yang diberikan tangannya itu mampu mengurangi rasa sakitnya.
”Kyu, tahukah kau kalau aku merasa
kau berubah? Tahukah kau aku tidak suka melihatmu bersamanya. Ya, aku cemburu,
Kyu. Aku tahu perasaan ini salah, aku tahu aku tidak sepantasnya mencintaimu.
Tapi aku tidak bisa menolak saat perasaanku mengatakan bahwa aku... bahwa aku
memang mencintaimu. Saranghae, Kyunnie. Jeongmal...” Gumamnya pelan diiringi
isakan yang justru semakin keras. ”Aku tidak peduli sekarang hujan... Aku tetap
akan menunggumu..” lanjutnya.
Kyuhyun POV
Aish, tidak biasanya aku merasa
kesal saat pergi bersama Seohyun. Pikiranku selalu tertuju pada sahabatku, Lee
Sungmin. Apa dia sudah pulang? Aku tahu benar kalau dia orang yang nekat, bisa
saja dia masih menungguku di taman. Perasaanku sangat tidak enak. Oh, ayolah di
luar hujan deras sekali. Aish, apa dia baik-baik saja? Bagaimana kalau
anemianya kambuh? Bagaimana kalau dia belum makan? Bagaimana kalau-
”OPPA!!”
Aigoo, bocah kodok ini membuatku kesal.
Semakin lama aku semakin menyadari kalau aku hanya kagum kepadanya. Tidak ada
getaran seperti saat aku bersama Sungmin. Kutolehkan kepalaku menghadapnya.
Wajahku memerah menahan marah. Aku benar-benar kesal pada bocah kodok ini.
”Aku sudah pernah memeriksakan
telingaku ke dokter, Seohyun-ah. Dan kata dokter telingaku masih bagus pendengarannya, dengan kata lain aku
tidak tuli. Jadi kau tidak perlu berbicara sekeras itu padaku!” ucapku cuek
yang disambut oleh wajah polosnya. Dia mengerjap-ngerjapkan matanya tidak
mengerti.
”Ah, habisnya aku daritadi berbicara
pada Oppa tapi Oppa malah melamun,”
Aih, aigoo aigoo, dia berbicara
sambil tangannya memeluk lenganku. Ya Tuhan! Tapi mengapa aku malah kesal ya?
Aish, aku tidak mengerti perasaanku sendiri. Yak! Cukup bocah kodok! Aku mau
pulang saja! Kulepaskan tautan tangannya dengan kasar, lalu dengan setengah
berlari aku meninggalkan rumah Yoona diiringi dengan teriakan tidak terima dari
Seohyun. Ah, aku tidak peduli! Aku mengemudikan mobilku ke apartemen Sungmin.
Entah kenapa aku merasa rindu padanya. Tapi, aish, Cho Kyuhyun baboya, kenapa
belok kiri, sih? apartemennya kan harusnya belok kanan. Isshh, hujannya belum
berhenti lagi. Sudahlah nanti setelah melewati taman ini aku ambil jalan
memutar saja.
”Eh? masih ada saja orang yang mau berada di
tengah hujan seperti ini. Mana
dingin lagi. Ck. ada-ada sa-“ kata-katanya terputus setelah dirinya tiba-tiba
saja teringat sungmin. Siluet orang yang di taman itu mirip dengan sungmin,
sahabatnya.
Kyuhyun POV END
Normal POV
Kyuhyun memarkirkan mobilnya di
pinggir jalan. Dia segera
berlari menghampiri orang –yang dia duga adalah sungmin- itu. Sementara sungmin
masih duduk di tempat yang sama sejak tiga jam, ah, empat jam yang lalu
mungkin, dengan badan yang menggigil dan kepala yang menunduk, dan jangan
lupakan bajunya yang basah kuyup juga kuku-kuku dan bibirnya yang membiru serta
giginya yang bergetar menahan dinginnya hujan.
Kyuhyun mengubah larinya menjadi
langkah pelan saat dia hampir mencapai kursi itu. Dia tersentak saat dugaannya
benar. Sungmin, sahabatnya itu masih menunggunya. Kyuhyun melirik arlojinya
sejenak. Empat jam. Tega sekali dia membiarkan orang yang disayanginya rela
menunggunya salama itu. Setelah sampai di depan kursi itu, kyuhyun berlutut untuk
menyejajarkan tubuhnya. Tangannya terulur untuk mengankat wajah sungmin.
“K-kyu?” sungmin bersuara pelan
“Ne, aku disini, minnie-ah. Kenapa kau masih
menung-, eh? loh? sungmin? lee sungmin? Ireona, chagiya!
mianhaeyo...jeongmal...” sebelum kata-kata kyuhyun selesai sungmin ambruk
menghantam tubuhnya. Dengan sigap kyuhyun menangkap tubuh sungmin dan
menggendongnya ke mobilnya. Antara panik dan merasa bersalah, kyuhyun terisak.
Dia sadar ini semua salahnya.
Setelah sampai di mobilnya dia
membuka pintu belakangnya dan menidurkan sungmin di sana. Lalu dengan tergesa
membuka pintu supir, mendudukan dirinya disana dan mulai menyalakan mesinnya.
”Aih, aku bawa ke apartemenku saja
deh,” gumamnya pelan.
---*---
Setelah sampai apartemennya, Kyuhyun
menggendongnya ke kamarnya dan meletakkan tubuh mungil sungmin di tempat tidur
biru miliknya. Dia kemudian mengambil kompres dan selimut. Setelah itu dia duduk
disamping tempat tidurnya.
”Minnie, kumohon sadarlah. maafkan
aku, ne? Minnie-yaaaa.” Kyuhyun berucap pelan. Terdengar jelas di dalam
ucapannya penuh dengan kesedihan dan penyesalan. Dia mengambl tangan sungmin
yang dingin dan mengecupnya. Lama kelamaan dia merasakan rasa sayangnya tumbuh
menjadi cinta. Cinta lebih dari sekadar sahabat. Cinta antara lawan jenis,
sebagaimana namja yang mencintai yeojanya.
”Minnie, ireona, chagiya... hiks...
saranghae...mianhae...” dia terisak kecil.
”Euungh.. Kyu,” Sungmin berbicara
parau.
”Ne, Chagiya. Syukurlah kau sudah sadar.” kata
kyuhyun sambil tersenyum.
”Kyu..hiks..kyuhyunnie...” eh?
lihatlah yeoja itu mulai terisak pelan dan semakin kencang saat dia merasakan
tubuh tegap kyuhyun mendekapnya.
”Kyu... kumohon jangan tinggalkan
aku lagi...” isaknya
”Ssshhh, tidak akan, minnie chagiya.
cukup sekali ini kebodohanku meninggalkanmu. Saranghae, minnie, jeongmal
saranghaeyo,” ujar kyuhyun sambil mengecup kening sungmin berkali-kali.
”Eh? Euung, tidak..tidak.. tidak
mungkin kau mencintaiku. Kau sudah memiliki seohyun. Tidak mungkin kyu. Tidak
mungkin!” sungmin melepas pelukan kyuhyun. wajahnya menunduk, suaranya bergetar
perih, antara bingung, sakit, dan menahan air mata sedih.
”Min-”
”Tidak, kyu. kau pasti salah. aku
sungmin, kyu, bukan seohyun. kau salah, kyu. kau pasti salah. aku yakin kau
pasti salah, kan? iya, kan, kyu?! KATAKAN PADAKU KAU SALAH, IYA, KAN?...”
suaranya meninggi, ”kau pasti salah kan Cho Kyuhyun?” tapi kemudian suaranya
melemah lagi, terdengar lirih... Sangat lirih...
Kyuhyun tidak kuat mendengarnya
lagi. Kyuhyun tidak kuat mendengar suara pilu sungmin yang membuat hatinya
hancur. Lebih baik ia yang sakit daripada ia harus melihat sungmin yang sedih
seperti ini.
”Aku serius, Lee Sungmin. Lihat aku, Lee Sungmin!”
Kyuhyun mengangkat wajah Sungmin. ”Lihat aku, jebal. perasaanku terhadap
seohyun hanya sebatas aku mengaguminya. bukan yang lain. perasaanku terhadapnya
tidak sebesar perasaanku terhadapmu. Aku selalu berdebar saat di dekatmu,
Min-ah. Rasakan ini, Min,” Kyuhyun menuntun tangan mungil sungmin ke dada
kirinya. Sungmin tersentak saat merasakan debaran jantung itu. Jantung Kyuhyun
berdebar sangat keras. Sontak sungmin membelalakan matanya. Sungmin langsung
memeluk tubuh kyuhyun. tubuh kyuhyun sampai limbung ke belakang. Namun ia
merasa bahagia. ia membalas pelukan sungmin sambil sesekali mengelus punggung
sungmin.
”Nado saranghae, Kyunnie. Jeongmal
saranghae.” balas sungmin dengan air mata dan senyum yang mengembang.
”Kau percaya padaku, kan, Chagi? Hm?
Maafkan aku yang membuatmu menunggu lama tadi. Aku tidak menyangka kau sebegitu
cintanya padaku sampai kau rela menunggu empat jam di tengah hujan seperti
tadi, untungnya kita punya perasaan yang begitu kuat hingga aku menemukanmu.
Coba kalau aku ti-”
’Tuk!’
Sungmin memukul kepala Kyuhyun.
”Yah! Chagiya appoyo! huuum,”
kyuhyun mengeluh sakit.
”Makanya jangan terlalu pede! Ck. kau ini! dasar
setan! memang kau pikir siapa namja yang tega membuatku kehujanan, eoh?! Dasar
Kyunnie!” omelnya
”Ehehe, maaf chagi, aku
mencintaimu.” kata kyuhyun dengan rasa tidak bersalahnya. Sungmin hanya
mengangguk kecil di pelukannya.
”Tidurlah dulu chagi, besok kau
harus bekerja, bukan? atau kau mau istirahat dulu besok? Aku mengizinkanmu,
kok.” kata kyuhyun sambil membaringkan sungmin di kasurnya.
”Tidak,aku sudah baikan kok. Tidur
di sampingku, Kyu. Peluk aku.” pinta sungmin.
”Ne, chagiya.”
---*---
Sudah 3 hari setelah kejadian itu
sungmin masih menginap di apartemen kyuhyun. Mereka berangkat ke kantor bersama
menggunakan mobil kyuhyun. Kyuhyun adalah seorang direktur utama di perusahaan
milik keluarganya, Cho Cooperation, sedangkan sungmin adalah sekretaris
kyuhyun.
”Ck, Chagiyaku cantik sekali, sih?
makin hari makin cantik saja.” puji kyuhyun saat melihat sungmin sudah rapi
dengan dress warna peach selutut.
”Hm, gomawoyo chagiya, chuuu~”
sungmin mengecup bibir kyuhyun sekilas.
”Hehe, mor-ning kiss...” keduanya
berkata serempak, diikuti tawa yang kemudian pecah. ”Ayo berangkat sayang, hari
ini kan ada pesta di kantor, kau tidak lupa kan, chagi?” tanya kyuhyun
”Tentu tidak, Chagi,”
Mereka berangkat ke kantor
menggunakan mobil kyuhyun. Perjalanan ke kantor membutuhkan waktu 1 jam. Sesampainya
di sana, mereka disambut dengan suasana yang sangat meriah. Terdengar suara
dentingan piano yang mengalun indah. Kyuhyun dan Sungmin berjalan beriringan
dengan lengan sang gadis yang mengapit lengan prianya dengan mesra.
”Ah, Chagi, tunggu di sini sebentar, ya? Aku ingin
ke sana dulu,” kata Kyuhyun yang dibalas anggukan oleh Sungmin.
Sungmin berjalan menemui teman-teman
kerjanya, terlalu asyik mengobrol hingga satu suara dari arah podium sukses
membuatnya menoleh. Suara yang begitu ia hapal selama ini. Suara Kyuhyun,
kekasihnya. Ia melihat dan mendengar Kyuhyun bernyanyi sambil memainkan piano
yang menyita seluruh perhatian semua yang hadir di sana.
Ia menatap Sungmin yang berada cukup
jauh darinya tapi masih dapat terjangkau oleh matanya. Kyuhyun menghela napas
kecil sebelum tersenyum, dan jemarinya mulai menekan tuts-tuts piano
menciptakan untaian nada yang terdengar romantis.
“Pyeongsaeng
gyeote isseulge, I do...
Neol saranghaneun geol, I do...
Nungwa bigawado akkyeojumyeonseo, I do...
Neoreul jikyeojulge, My Love...”
Kyuhyun menghentikan sejenak
permainan pianonya, melirik yeojanya yang terlihat tengah tersenyum sambil
sesekali menghapus air mata bahagia yang mengalir dari sudut matanya. Kyuhyun
tersenyum kecil kemudian melanjutkan permainan pianonya.
“Uriga
naireul meogeodo...
Useumyeo saragago shipeo...
Would you marry me?
Naui modeun nareul hamkke haejullae...
Orae jeonbuteo neoreul wihae junbihan
Nae sone bitnaneun banjireul badajweo
Uriga gateun maeumeuro jigeumui yaksok
gieokhalge…
Would you marry me?”
Ia
menghentikan permainan pianonya lagi. Membuat semua yang hadir penasaran dengan
apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Kemudian tanpa diduga, Kyuhyun mengambil
microphone-nya, kemudian berjalan turun dari podium dan melanjutkan nyanyiannya
–meskipun kali ini tanpa iringan piano- sambil menghampiri gadisnya, Sungmin.
“Himdeulgo eoryeoweodo, I do…
Neol naega isseulge, I do…
Uri hamkkehaneun manheun nal dongan, I do…
Maeil gamsahalge, My Love...”
Kyuhyun telah sampai di depan
gadisnya. mencium kening gadisnya cukup lama, mengeluarkan kotak kecil berbahan
beludru merah kemudian berlutut di hadapannya...
”Nawa
gyeorhonhaejullae?...” Ia menggantung lagunya, karena menunggu jawaban dari
sang gadis.
Sungmin terlihat begitu terkejut
melihat pemandangan di depannya. Kekasihnya menyanyikan sebuah lagu romantis
untuknya, datang menghampirinya, dan saat ini Ia melihat Kyuhyun sedang
berlutut sambil memegang sebuah kotak kecil yang didalamnya terlihat sebuah
cincin putih berhiaskan sebuah permata kecil di tengahnya. Sungguh manis.
Sementara orang-orang yang menyaksikan adegan romantis mereka dibuat terpana.
”Lee Sungmin, would you marry
me?” Tanya kyuhyun sekali lagi karena merasa ia tak kunjung mendapat jawaban.
Sungmin menghela napas kecil, tersenyum,
dan mengangguk, “I do. I do, Cho Kyuhyun. Gomawo. Saranghae…” jawabnya. Kyuhyun tersenyum lega dan memakaikan
cincin yang ia bawa ke jari manis Sungmin.
”Nado saranghae, Chagiya... Jeongmal saranghae...”
Ia memeluk Sungmin dengan
erat. Tepuk tangan membahana di dalam ruangan itu.
-SKIP TIME-
”Omona...Omona... Eommaaaa...
Aduh... Aku mau pipis lagiiii...” seorang wanita cantik yang memakai dress
pengantin berwarna putih bersih terlihat panik di ruang tunggu sebuah gereja.
Terdengar alunan lagu pernikahan
yang terdengar agung. Wanita
cantik itu semakin panik. Terlihat dari posisinya yang berubah-ubah. Dari
duduk, berdiri, duduk lagi, berjalan mendekati pintu, kemudian berjalan lagi ke
kursinya. Sesekali ia mematut
dirinya di cermin yang ada di ruangan itu.
‘Kriieeet’
Terdengar suara pintu dibuka. Terlihat
seorang laki-laki paruh baya berjas hitam dengan hiasan bunga di saku jasnya.
“Sungminnie?” panggil pria itu namun
tidak ada jawaban, melainkan hanya gumaman-gumaman kecil yang keluar dari mulut
Sungmin.
Kini Sungmin tengah memainkan kedua
jari telunjuknya. Kadang mengait-ngaitkan, kadang mengetuk-ngetukkannya.
“Aigoo... Aku panik...Aku panik... Haaah!” Ia berkacak pinggang, posisinya
adalah ia membelakangi pria itu, jadi ia masih tidak sadar.
“Lee Sungminnie? Chagi? Kau gugup, eoh?” kali ini pria itu
berbicara dengan suara sedikit dikeraskan. Sungmin terkejut. Seketika ia membalikkan
tubuhnya dan bertambah terkejut setelah melihat pria tua itu.
”Eh? Cho ahjussi? Sejak kapan kau disitu? Aku
sudah harus keluarkah? Hah! Omonaaa. Eotteohke? Ck.” Ia berbalik dan mematut
dirinya –lagi- di depan cermin.
” Kau sudah terlihat cantik, Minnie.
Kaulah yang terbaik untuk putraku. Jagalah ia, Minnie. Jagalah anak nakal itu.
Kau bahkan sudah tahu, bukan, kalau dia hanya menurut padamu? Ia sangat
mencintaimu, Chagi. Kau mencintainya juga, kan? Aku yakin kau juga
mencintainya. Haaah.. bahkan aku akan kehilangan putraku satu-satunya. Aku
mempercayakannya kepadamu, Minnie...” ucapnya –ayah Kyuhyun- sambil menghapus
setitik air mata di sudut matanya.
”Cho Ahjussi... gomawo...” kata
Sungmin sambil memeluk calon ayah mertuanya.
”Jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi. Sebentar
lagi kau akan menjadi istri dari putraku yang berarti kau juga menjadi anakku.
Panggil aku ’Appa’. Sekarang kajja kita
keluar” ujarnya sambil melepas pelukan Sungmin dan menyodorkan lengan kanannya
untuk diapit oleh Sungmin.
”Ne, Appa. Kajja...”
---*---
Sementara itu di
altar...
”Yah! kenapa Appa lama sekali, sih? Ck!” Sang pengantin pria terlihat tidak
sabaran menunggu pasangannya datang. Sudah kesekian kalinya ia menoleh ke
belakang. Terdengar suara derap langkah kaki. Sontak ia langsung menoleh ke
belakang dan mendapati sang pengantin wanita tengah berjalan anggun beriringan
dengan Appanya. Langkah mereka terhenti saat mereka sudah sampai di depan
altar. Sungmin dan Kyuhyun saling melirik kemudian tersenyum canggung.
”Cho Kyuhyun, apakah kau bersedia
menerima Lee Sungmin sebagai istrimu baik dalam keadaan senang maupun susah?”
tanya sang pendeta.
”Ya, saya bersedia,” jawab Kyuhyun mantap.
”Dan Lee Sungmin, apakah kau
bersedia menerima Cho Kyuhyun sebagai suamimu baik dalam keadaan senang maupun
susah?” tanya sang pendeta lagi, kali ini kepada Sungmin.
“Ya, saya besedia,” jawab sungmin
mantap.
“Baiklah, sekarang pakaikan cincin
kepada masing-masing pasangan, dan kemudian sang pengantin pria mencium bibir
pengantin wanitanya.” kata sang pendeta.
Kyuhyun dan Sungmin saling
memakaikan cincin di jari manis mereka sebagai pengikat cinta mereka. Kemudian,
Kyuhyun menundukkan sedikit kepalanya untuk meraih bibir pink Sungmin dengan
bibirnya.
‘CHUUU~’
Tepuk tangan membahana
di seluruh penjuru gereja.
5 detik...
8 detik...
10 detik...
“ Yah! Jangan terlalu lama, Kyuhyun-ah, Sungmin-ah. Nanti
saja lanjutkan lagi! Dasar anak muda!” celetuk sebuah suara yang ternyata
adalah ayahnya Kyuhyun.
Sontak Kyuhyun dan Sungmin melepaskan
tautan bibir mereka. Wajah mereka sudah memerah seperti tomat. Siapa yang tidak
malu jika ditegur seperti itu di depan pendeta dan para tamu undangan. Yaaaa,
baiklah salahkan juga mereka yang terlalu terbawa suasana.
Mereka kemudian bersalaman dengan
para tamu undangan. Cukup melelahkan karena memang banyak tamu yang diundang
oleh keluarga Lee dan keluarga Cho. Setelah acara selesai, mereka memutuskan
untuk kembali ke apartemen Kyuhyun.
---*---
”Haaaah! Aku lelah sekali, Cha-, eh?
Chagiyaaa?” panggilnya setelah mendapati istrinya tidak ada di sampingnya.
”Ya, Sayang? Wae geurae? Aku di kamar, Sayang. Aku sedang ganti
baju. Sebentar sayaaaang,” teriaknya dari dalam kamar.
’Cklek’
Sebuah kepala menyembul dari balik
pintu. Sungmin –yang belum selesai mengancingkan bajunya- segera menyelesaikan
pekerjaannya.
”YAH! MESUM! Kenapa masuk,hah?! Aku bilang kan tunggu, ish! Kau ini! Aku malu,tahu!” Omelnya sambil
memencet hidung suaminya.
”Eoh? Kenapa malu, sayang? Kau kan sudah menjadi
istriku. Apa yang ada ditubuhmu aku sudah boleh melihatnya, kan?” tangannya
sudah merayapi pinggang sungmin dan menariknya sehingga tidak ada jarak lagi
yang memisahkan mereka. Kyuhyun mendekatkan wajahnya ke wajah Sungmin yang
membuat Sungmin memundurkan kepalanya. hal ini membuat Kyuhyun mendecak kesal.
Tangan kanannya meraih tengkuk Sungmin dan menariknya mendekat dengan wajahnya.
Sontak Sungmin menutup matanya dan mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Melihat
istrinya yang ketakutan membuat Kyuhyun ingin menjahilinya. Kyuhyun
menyentuhkan hidungnya dengan hidung Sungmin dan menggesek-gesekkannya. Sungmin
membuka matanya dan mendecak kesal.
”Ish! Dasar Setan menyebalkan! Kau
mempermainkanku, eoh?! Aku kira kau akan mencium bibirku, tapi ternyata kau
hanya menggesekkan hidungmu! Padahal jantungku sudah berdebar tidak
karuan!”omelnya polos.
”mmmpppfffttt... Huahahaha... Kau menginginkannya,
eoh? Hahaha Cho Sungmiiin... Baiklah...Baiklaaah... Tutup matamu” Tawa Kyuhyun
meledak. Ia berhasil menjahili istrinya.
”Aish SHIREO!” Sungmin melengos.
Bibirnya mengerucut, pipinya menggembung lucu. Sungmin kemudian pergi
meninggalkan Kyuhyun dengan menghentakkan kakinya. ’Aish, bahkan saat marah pun
dia sangat imut!’ batin Kyuhyun.
’GREP’
Sungmin tersentak
kaget, Kyuhyun memeluknya dari belakang.
”Mianhae, Chagiya. Aku kan hanya bercanda,”
bisiknya di telinga kanan Sungmin. Nafas hangat Kyuhyun menerpa tengkuk
Sungmin. Kyuhyun mengucapkan kata ’Mianhae’ sembari mendaratkan ciuman-ciuman
kecil di tengkuk Sungmin.
”Y-yah! Hentikan Cho Kyuhyun!” ucapnya terbata.
Dan... ‘HAP’...
Kyuhyun menggendong Sungmin, dan membawanya
ke arah ranjang mereka.
“Ya! Cho Kyuhyun turunkan aku! Aih
bocah setan iniiii...! Ya! turunkan aku!” teriaknya sambil memukul-mukul dada
Kyuhyun.
“Shireo.. Ayolah, Min. Kita buat
Baby Cho dan Baby Min...” ucapnya seraya bibirnya mencetak seringaian yang
mengerikan menurut Sungmin.
“MWO?! SHIREO! KYUNNIE TURUNKAN
AKU!!!” teriak Sungmin yang tidak dihiraukan oleh Kyuhyun.
~END~